Minggu, 30 Maret 2014

Hujan

      Menurut beberapa orang bilang, katanya hujan itu rezeki. rezeki dari yang maha kuasa. tapi karena alamnya udah rusak, alhasil hujan itu berasumsi jadi sebuah bencana. Dan tidak menutup kemungkinan semua orang benci hujan. Dari mulai menyebabkan banjir, bikin orang pacaran gagal ngedate, bikin acara yang udah terstuktur gagal juga, susah pulanglah, susah kemana-mana dan banyak alasan orang membenci hujan.

      Tapi sempet gak sih lo berpikir atau tersirat dibenak lo kalo hujan tuh emang beneran rezeki, apapun dampak yang bakal terjadi setelahnya. Sempet gak sih lo berpikir pas waktu hujan turun sebagian orang bilang itu adalah suatu waktu yang tepat dan ditunggu-tunggu. Contohnya lo berdoa dan mohon kepada Alloh depan guyuran derasnya hujan, tepat didepan guyuran hujan. Cukup absurd kalo orang beranggapan, tapi orang bilang itu timing yang pas buat kita berdoa disaat diturunkannya rezeki dari Allah lewat hujan. Walaupun beberapa orang berasumsi itu hal yang absurd, apa salahnya kita berdoa? Dalam keadaan apapun itu dan tempat apapun itu gak ada yang larang buat kita berdoa dan memohon sama yang maha kuasa kan, dalam keadaan hujan sekalipun lo bisa berdoa, lo bisa mohon lo dilulusin UN, lo dilolosin SNMPN, atau dimudahkan dalam segala urusan. Itukan tujuan yang sebenarnya?

      Beberapa remaja menganggap hujan itu cocok buat galau. Suara gemericik hujan yang tragis banget, ditambah dengerin lagu super mellow, sendirian dikamar natap jendela dan liat hujan, udah paling jadi manusia paling lapuk sejagat raya. Dan nyama nyamain turunnya hujan tuh sama dengan turunnya air mata lo, dan banyak lagi opini dari mereka. Mungkin mereka berasumsi seperti itu.
Dibalik itu semua, Indonesia kan luas, pastinya cuaca di berbagai daerah juga kadang beda-beda. Disini kadang musim hujan, turun hujan terus, eh bagian sana musim kemarau panjang. Jadi dibalik kebencian kita terhadap hujan yang kadang bikin semuanya jadi terhambat, ada juga yang sangat bersyukur dengan adanya turun hujan, bahkan mereka menantikan hujan. Bukankah itu sebuah  rezeki? Disaat suatu daerah yang lo tempati terkena kemarau panjaang, dan tiba-tiba turun hujan apa lo gak akan bilang itu sebuah rezeki yang menyelamatkan kehidupan lo udah lebih bisa bertahan hidup? Banyak makna dibalik kebencian kita terhadap sesuatu. Meskipun lo benci, tapi suatu saat lo butuh.

      Kayak semisal pelajaran fisika, gue benci banget sama pelajaran itu, tapi gue bisa apa? Saat ini detik ini gue masih duduk dibangku sekolah yang mengharuskan gue belajar fisika, sebenci bencinya gue, tetep gue makan tuh fisika, lo pasti pernah ngalamin kan? Itu ibarat kalimat analogi, manusia dibumi ini butuh hujan sewaktu-waktu, sama halnya gue butuh fisika saat gue harus memenuhi nilai gue. Dan itu diluar dari kebencian gue terhadap sesuatu, kadang gue harus makan semua materi itu dengan mentah mentah sampe gue gatau harus gue apain. Dan itu sama halnya lo benci hujan, dan turun hujan yang bikin banjir, dan lo gatau kan harus lo apain air hujan itu.

      Pada akhirnya, suatu saat nanti lo bakal cinta hujan. Dimana kebencian akan berubah menjadi cinta. Lo bakal nunggu suara indahnya hujan, lo bakal nunggu hujan turun dan lo perhatiin hujan. Apapun yang lo benci, akan jadi kebalikannya suatu saat nanti.


"Cintai apa yang lo suka, tapi jangan benci apa yang lo gasuka. Karena hidup itu pastinya kayak roda berputar. Dimana suatu saat lo bakal mencintai apa yang lo pernah benci, dan lo membenci apa yang lo pernah suka. "