Jumat, 27 Juni 2014

Siapakah kamu?

Aku tidak benar - benar menyukaimu, sungguh.




Apakah aku pernah mengenalmu sebelumnya? atau pernah bertegur sapa? atau bahkan pernah bertemu denganmu sebelumnya?

Jujur saja, aku tak pernah mengenalimu sebelumnya. Bahkan tahu kau ada dimuka bumi ini saja aku tak dapat kabar apapun tentang itu. Mungkin kau terlahir dengan sendirinya dari rahim ibumu yang tak mengurusmu ditempat antah berantah yang tak banyak orang ketahui. Ketika suatu waktu kau tiba - tiba berada dihadapanmu, aku tak menghiraukanmu. Aku memilih bersikap acuh karena aku memang tidak mengenalmu bukan? Aku juga tak bisa menilai dirimu secara mendetail karena itu bukan keinginanku untuk menerka - nerka. 

Kau tahu, aku tidak benar - benar menyukaimu.
Mengapa belakangan ini kau selalu mengunjungi rumahku? atas dasar apa kau kembali terus - menerus seperti sesungguhnya persinggahanmu? aku tak pernah mengundangmu untuk datang kesini, bahkan kehadiranmu yang tak kuharapkan.


Mengapa kau selalu mengunjungi rumahku? Bahkan setiap hari kau berada disini. Sebenarnya tak apa, tapi jika sewaktu - waktu kau betingkah menyebalkan, detik itupun aku akan sangat membencimu. Tolong mengertilah bahwa aku tidak benar - benar menyukaimu.
Mengapa kau selalu mengunjungi rumahku? Bahkan aku tak pernah menyediakan tempat yang layak untukmu. Sekedar tempat yang hangat pun tak pernah. Aku tak pernah memberimu sedikit makanan saja, Karena hati kecilku tak merasa simpati kepadamu, Karena hati kecilku tak pernah berkata aku harus memberimu makan sekalipun minuman, kau sudah besar sepertinya kau bisa mencarinya sendirian dengan sepenuh tenaga yang kau miliki. Sudah kubilang aku tidak benar - benar menyukaimu, jadi berhentilah menaruh harapan. Tapi aku tidak benar - benar membencimu. 

Kau tahu, aku tidak benar - benar menyukaimu. Apalagi menjadikanmu bagian dalam hidupku, itu sangatlah tidak mungkin. Hanya saja sesekali kau menyita waktuku ketika paras indahmu sedang bersandar santai disana. Sungguh eloknya. Aku sesekali memandangmu hanya kekaguman sesaat, tidak benar - benar ingin melihatmu. Dan kau harus ingat, sama sekali tak ada niatan menjadikanmu bagian dalam hidupku. Itu tidak mungkin!

Aku sendiri sangat bingung mengapa sejak dulu aku tak pernah benar - benar menyukaimu. Bukan kau saja, sebangsamu juga sepertinya tak ada kemauan lebih untuk menganggapnya. Tapi ada 2 sebangsamu yang ku kenal dan ku ketahui, tapi tetap saja menyebalkan. Hanya saja aku pernah beberapa waktu lalu menjadikam sebangsa selainmu menjadi bagian dalam hidupku. Tapi itu tak bertahan lama. Waktuku tak cukup untuk selalu meluangkan waktu untuknya, pada waktu itu. 

Sewaktu ibuku seusiaku sekarang. Dia pernah menjadikan sebangsamu menjadi bagian dalam hidupnya. Bahkan sebangsa musuhmu. Tapi suatu kejadian membuatnya sama sepertiku, tidak benar - benar menyukaimu lagi.

Maafkan aku. Aku tak bermaksud menyakitimu.
Aku sebenarnya tak peduli, jika kau menganggapku manusia tak punya hati. Atau mungkin kau menganggapku nenek sihir, atau manusia tidak penyayang. Tapi maafkanlah... Ini kenyataan. Aku tidak pernah benar - benar menyukaimu. Daripada aku harus berpura - pura menyukaimu dalam kemunafikan, lebih baik aku dingin kepadamu, bahkan sesekali tak menganggapmu ada disitu. 

Apakah kau mengetahui penyebab aku tidak benar - benar menyukaimu? Jika kau tahu, tolong beritahu aku.
Aku tak seburuk yang kau pikir. Aku masih punya hati nurani. Kau ingat kan? aku kadang terkagum - kagum padamu, jadi kau tahu kan aku juga tidak benar - benar membencimu?


Jika pesan ini sampai kepadamu, aku akan sedikit malu karena aku telah membicarakanmu disini. Tapi aku tersadar, jika pesan ini benar - benar sampai kepadamu, kau benar - benar tidak bisa membacanya.
Tapi sepertinya kau mengetahuinya, kucing. 

Aku tidak benar - benar menyukaimu dalam bentuk apapun itu. Entah kau berbulu tebal, berwarna kuning atau abu atau hitam atau putih, entah kau berparas elok, atau ekormu yang sangat bagus. Aku sungguh tidak benar - benar menyukaimu. Tapi aku tak pernah berani melukai hatimu atau fisikmu. Jadi terimalah pengakuan ku ini.

Aku tidak benar - benar menyukaimu, sungguh wahai kucing.


Salam Hangat,

Aku yang tidak benar - benar menyukaimu. 





0 komentar:

Posting Komentar