Sabtu, 30 Maret 2013
Sepatu Penunjuk Jalan Pulang
Terinspirasi dari cerita klasik "The Wizard of Oz". Tokoh utama Dorothy Gale mengetukkan kedua tumitnya dan sepatu ajaibnya yang berwarna merah membawa pulang kerumah. Seniman Dominic Wilcox menggabungkan sepatu dengan teknologi GPS dan cahaya LED untuk menunjukan jalan pulang ke rumah.
Seniman kelahiran Sunderland yang meraih gelar masternya Rolay College of Art memamerkan hasil kreasinya di KK Outlet di Shoreditch, London.
"Saya memutuskan membuat sepasang sepatu yang dapat mengarahkan anda ke rumah, dimanapun anda berada. saya memikirkan "The Wizard of Oz" dan bagaimana Dorothy mengetukkan sepatunya untuk pulang kerumah," kata Wilcox.
Ia diberi pesanan oleh Global Footprint, grup seni visual dan warisan hidup yang berbasis di Northamptonshire. Sepatu itu dilengkapi perangkat lunak komputer dan kabel USB. Cara kerjanya, ketika pemakai berada dirumah dan memakai sepatu itu, ia tinggal mengunggah alamat rumah.
Sebuah antena GPS ditanamkan di tumit sepatu kiri. sepatu kiri itu juga memuat lingkaran lampu LED yang berbentuk kompas.
Sepatu kiri terhubung secara nirkabel dengan bagian kanan. sementara itu, sepatu kanan akan menampilkan palang progres yang akan menunjukan seberapa jauh si pemakai harus berjalan. (Daily Mail/Sri)
Sabtu, 23 Maret 2013
MUNGKINKAH?
Sesuatu yang salah, kini menerpa. dimana disulitkan dengan berbagai pilihan, dan ini bukan lagi pilihan melainkan nasib. apa jadinya merelakan yang lebih penting dan mendapat kebahagiaan hanya sementara dan sama sekali tak menjamin? Memang miris...
Mengagumi seseorang itu bukan suatu hal yang asing lagi bagi sebagian orang, malah lebih umumnya setiap orang pasti memiliki tujuan orang untuk dikagumi, begitupun hal ini. tak salah bukan jika mengagumi seseorang yang mungkin sudah jauh lebih membuat nyaman dan benar-benar membuat semuanya mengalir seperti air. tapi di sisi lain, mengagumi seseorang tidak hanya mengandalkan urusan hati, logika pun harus berjalan. bagaimana mungkin menyukai seseorang yang sama sekali sebenarnya tak boleh di kagumi karena beberapa alasan. harus dihadapkan dengan berbagai pilihan serta harus pula menerima resiko-resikonya, berat memang, tapi sampai kapan harus dipendam? aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! berhenti memikirkan sesuatu yang tak mungkin terjadi. memang benar, di dunia ini tak ada yang tidak mungkin, tapi ini memang benar-benar tidak mungkin.
Minggu, 17 Maret 2013
Tak
terhitung sudah berapa kali ini terjadi…
Jatuh dan
membuatku merasa kecil di dunia ini. Kecewa dan membuatku berhenti untuk
percaya oranglain. Dikhianati dan membuatku pesimis terhadap cinta. Seperti burung
kecil yang baru terbang, dunia menyuruhku untuk belajar semua hal dalam waktu
singkat. Aku dipaksa untuk menentukan segala-galanya seorang diri. Tiba-tiba
saja, hidup dewasa tidak semenyenangkan dipikiranku selama ini.
Tapi kau
slalau berdiri di belakangku…
Kau tetap
menyemangatiku dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Tak putus-putusnya
yakin aku bisa mencapai apapun yang kuinginkan disaat yang lainnya benar-benar
meragukanku.
Kau membuatku
merasa berharga.
Jujur saja,
aku lelah berjuang terus. Tapi demia dirimu aku belum akan menyerah dulu. Mungkin
aku harus berusaha lebih keras. Mungkin aku harus mencoba sekali lagi. Entahlah.
Aku tidak
akan mengeluh…
Kau membuatku
sadar…
Ternyata sejak
awal, aku tak pernah dibiarkan sendirian. –Heaven on Earth
Tapi semua
itu dulu, bukan sekarang. Bukan lagi sekarang, bukan lagi masa kini. Aku kehilangan
semuanya dimasa kini. Aku yakin bila ku mencaripun tak akan ku dapatkan,
seperti dirimu. Ah entahlah hanya pemikiran semu.
Semuanya beda tipis
Nyesek itu
adalah…
Dimana kita
bisa nyaman sama seseorang tapi gak akan pernah mungkin jadian gimanapun
caranya juga gakan pernah mungkin. Cuma jadi harapan terpendam aja, dan itu
jauh lebih nyesek kaliya. Dimana kenyamanan yang kita cari slama ini tapi sekarang
sudah kita dapat, tapi di sisi lain hal itu gak akan pernah mungkin terjadi
terlalu banyak benteng dan beribu alas an yang membuat itu semua tidak mungkin
terjadi. Hanya bisa mengagumi dari kejauhan dan sama sekali tak berkutik
apapun. Keadaan memang tak mendukung, semuanya memang tak mendukung, maka dari
itu biarkan rasa ini pergi semakin jauh seiring berjalannya waktu. Mungkin
suatu saat nanti, dan itu entah kapan, mungkin saja bisa dipertemukan dalam hal
yang berbeda lagi.
Plong itu
adalah…
Ketika kita
disadarkan bahwa ada seseorang yang selalu muncul disaat yang tepat, dan bukan
sekali dua kali tapi setiap. Ya lebih tepatnya dia datang ketika aku sudah
menginjak kesendirianku, Setiap kesendirianku! Dia datang, dengan say hello
tapi setelah sekian lama aku merasa bahwa itu biasa aja, entah karena dia
termasuk orang yang terlalu cuek atau apa entahlah aku tak begitu tau pasti.
Setelah aku membuka dan menceritakan hal ini kepada temanku, perbincangan itu
menghasilkan beberapa pelajaran penting bagi aku. Gak semua orang cuek itu gak
sayang, ada mereka yang gabisa nunjukin perasaannya dan Cuma bisa nunggu. Apa
salahnya mencoba? Coba buat buka hati lagi, kalo emang cowok yang menunggu itu
selalu datang disaat cewe putus atau lagi sendiri. Coba berfikir positif dulu,
bisa jadi dia emang nungguin kamu tapi karena gak dapet dapet ya jadi dia mau
coba buka hati ke cewe laen, tapi ternyata tak bisa, makanya dating lagi dating
lagi. Jangan menyesal dua kali, coba buat respect, cowo tuh bakal balik lagi ke
cewe pertama ko. Jatuh cinta itu mesti pelan pelan, jangan sekaligus, berat
nantinya. Semua itu perlahan bisa pas dapet yang bener bisa dijaga baik baik
dan tidak mengecewakan lagi, apa salahnya untuk mencoba dan membuka hati
kembali? Siapa tau cocok. Kalau ditutup terus kapan sidia bisa masuk ke hati
kamu? Toh di kuncinya dari dalem. Jadi intinya, selama ini dia slalu hadir
dalam kesendirianku, seperti dia sudah tau kapan aku sendiri dan kapan tidak
dan dia datang selalu tepat dan sudah lama hal itu terjadi berulang kali. Apa
aku kurang peka? Atau…. Entahlah! Tapi setelah pencerahan itu terkuak, munculah
rasa takut.
Kecewa itu
adalah…
Dimana kita
melihat sesuatu yang sangat memprihatinkan. Seseorang yang sudah sekian tahun
kita kenal ternyata masih sejahat yang dulu dan sama sekali tak ada perubahan,
masih tetap selalu menjatuhkan teman dekatnya. Kecewa banget liatnya.
Sabtu, 16 Maret 2013
Masa lalu
itu terbukti menjadi perusak masa kini. Dimana orang hanya membandingkan
hidupnya dengan masa lalu yang menurut mereka itulah masa dimana masa yang
paling indah dan paling di idam-idamkan. Sesosok manusia yang masih terpaku
membisu akan kenyataan yang begitu pahit dan belum bisa bangkit dari
keterpurukan, namun disaat yang bersamaan dibingungkan dengan suatu pilihan
dimana orang baru telah hadir saat masih terpaku dalam kesakitan dan kerinduan
pada masa lalu. Memang sulit, sebaik apapun sosok baru itu, jika datang tak
tepat, tetap tak akan mengubah pemikiran. Masih membisu berusaha melupakan masa
lalu dan tak pernah bisa, dan harus membutuhkan waktu yang sangatlah lama. Sampai
pada akhirnya, bertekad untuk coba mencoba membuka celah hati tapi tetap itu
semua tak semudah apa yang kita bayangkan. Tapi disisi lain, dengan mudahnya
pada lelaki berganti pasangan dan begitu mudahnya melupakan semua
kenangan-kenangan pada masa lalunya, bahkan menjadi sosok yang tidak ingin tahu
apa yang terjadi dimasa dulu. Memang kejam, logikanya berjalan, hatinya pun tak
begitu peka terhadap sekitar, nyaris tak mau tau.
Tapi seharusnya
kita pun seperti itu. Kita menjadi sosok terlalu baik. Terlalu baik untuk slalu
memaafkan. Apa yang kalian cari sebetulnya? Kesenangan? Kebahagiaan? Bukankah dengan
teman dan sahabatpun akan terasa lebih nyaman dan menyenangkan, dan lebih
pentingnya lagi tak ada yang menyakiti, right? Tapi pemikiran orang pasti
berbeda kan, berani jatuh cinta berani juga patah hati. Gak akan ada ujungnya
kalo Cuma ngurusin cinta, ibarat lorong yang tak berujung, kadang gelap tak
bercahaya sedikitpun, kadang terang tersinari matahari. Hati itu ibarat ruang
kaca, jika terpecahkan, tak akan kembali seperti semula, terlalu banyak
benturan, terlalu banyak bercak bercak yang akan memecahkan.
Jumat, 15 Maret 2013
Putaran Periode
Seiring berjalannya waktu…
Waktu tak
pernah diam, terus berputar siang malam dan begitu cepatnya waktu berlalu.
Begitulah kenyataannya. Tuhan tidak diam, aku yakin Dia punya banyak rencana
untukku kelak. Aku hanya tinggal menunggu bagianku. Waktu akan menjawab semua
kesedihan ini, semua tanda Tanya besar ini, semua keluh kesah ini, dan semua
pengalaman burukku. Bukan hal yang sulit jika aku hanya diberi tugas untuk bersabar,
namun menjalaninya sangatlah banyak cobaan dan godaan. Lagi lagi mengeluh dan
mengeluh sama sekali tak menikmati hidup.
Sambil
menyelam minum air. Itulah yang mungkin prinsip yang aku lakukan. Mencari
mencari dan mencari suatu titik terang yang mungkin bisa membuatku bangkit
lebih tinggi lagi. Ku siapkan mental dan batinku, tekad untuk memulainya dari
awal. Semua harus dari awal, anggap semua terformat dan aku harus menyusun
kisah hidupku dari awal lagi. Tapia apa sesungguhnya yang ku cari? Mendapat
kebahagiaan? Mendapat kesenangan? Atau?... entahlah! Atau mencari sosok baru
yang bisa aku persilahkan masuk ke hatiku? Apa aku terlalu berlebih? Untuk apa
aku mencoba membahagiaankan oranglain, untuk apa aku mengorbankan kebahagiaanku
hanya untuk membahagiakan oranglain? Sedangkan sebenarnya diriku sendiri
kesakitan dan kesusahan? Untuk apa? Apa dia pun berniat membahagiakan ku? Tak
pasti! Hanya kasat mata! Lebih baik aku mengbahagiakan diriku sendiri,
dibanding harus kerja keras membahagiakan oranglain yang tak pernah berniat
membahagiakan ku juga. Egois bukan?
Aku sudah
cukup lelah. Lebih lelah dari yang ku bayangkan.
Begitu semu, Kelihatannya
Begitu Semu…
Hati yang
telah tersakiti berulang-ulang kali memang bukan hal mudah untuk cepat mencoba
membuka hati lagi dengan orang yang berbeda, jangankan untuk orang yang berbeda
pada mantanpun aku harus berpikir beribu kali. Sama halnya, untaian kata-kata
yang keluar dari seorang cowok memang tidak menjamin. Bisa jadi itu hanya
ucapan pada saat itu saja dan langsung melupakannya dan mengingkari.
Begitu
banyak hal yang membuat aku semakin trauma dengan semuanya. Terdengar sesuatu
yang hiperbola jika ini ku sebut sebagai trauma. Karena yakin semua pernah
pasti merasakan dan pernah dalam posisi itu. Aku seakan memvonis diriku sendiri
untuk berdiam diri, ditengah-tengah kesunyian, yang entah sampai kapan sesunyi
ini? Siapa yang akan meramaikannya? Entahlah, aku sendiripun tak tahu. Ya
mungkin aku memang sedang diberi wktu untuk menikmati kesendirianku, bukan hal
yang aneh bukan? Hidup memang bagai roda, ada senang ada sedih, tapi sepertinya
lain lagi denganku. Mengapa yang lebih banyak dan lebih sering itu hanyalah
sedih saja? Apa aku salah satu orang yang kurang bersyukur?
Aku telah
berusaha membuka lagi pilar dihati ini, ya, yang tadinya aku sama sekali
memvonis diriku untuk tidak butuh lagi penyemangat. Aku muak dengan semua itu.
Tapi di sisi lain, aku bosan, aku sepi, hampa, datar. Aku memang sedang tidak
membutuhkan sosok yang baru yang bisa temani hariku, untuk mengagumi seseorang
pun itu mungkin lebih dari cukup untuk saat ini. Tapi kenyataanya? Sulit
memang. Mengagumi seseorang tak semudah dulu, ya terlebih sekarang lebih bisa
mudah membaca karakter lawan jenis, dan mungkin lebih selektif lagi ya itu
semua karena pernah dan terlalu sering gagal dan tersakiti. Memang miris..
Sebenarnya
aku iri jika aku melihat keluar sana, dan melihat beberapa individu yang telah
menemukan sosok yang mungkin bagi mereka penyemangat, sempat iri. Tapi dipikir balik,
kenapa aku harus iri sedangkan aku tak tahu pasti apa mereka bahagia seperti
yang aku bayangkan? Jelas-jelas belum tentu kan. Dari situ aku berpikir, jalani
hidup sebagaimana semestinya. Meskipun harapan kita banyak, keinginan kita
banyak, tapi jika memang sulit untuk terkabul untuk apa? Hanya membuat sesak di
hati semakin dalam bukan? Benteng pertahananku mungkin cukup kokoh untuk tidak
lagi masuk ke dalam jebakan yang sama. Da mungkin cukup agar aku tidak lagi
menoleh kebelakang. Perjalanan hidupku sepertinya masih panjang, masih banyak
di depan sana recana Tuhan yang belum aku lewati. Jika memang sudah waktunya
aku diberi kesempatan untuk merasa senang mempunyai se sosok yang mungkin bisa
ku jadikan penyemangat, ya baiklah akan ku buka lagi pilar hatiku perlahan, dan
akan ku persilahkan masuk dalam hatiku, tapi mungkin bukan saat ini.
Lembaran Buruk
Apakah Karena Terlalu Cepat?
Sepertinya tak ada sepintaspun bayangan akan bersinggungan
denganmu kelak, sama sekali tidak terpikirkan. Mungkin memang sudah jalannya
begitu. Dengan polosnya aku, hanya tersenyum kecil saat melihat dia melakukan
hal bodoh. Dan padahal kita memang sama sekali tidak saling mengenal, atau
mungkin niatan untuk mengenalpun sama sekali tak terbersit. Ku pandangnya
memang biasa saja, seperti ku memandang kebanyakan orang. Salahkah aku sedikit
tertawa jika ku melihat hal yang mungkin itu terbilang lucu? Aku memang
mengetahui sosok dia, tapi aku hanya ingin tahu saja, tidak ingin sampai
selebihnya dari itu.
Cukup lama, sepekan itu aku sama sekali tak sadarkan diri
bahwa ternyata ada yang diam-diam memperhatikanku. Dengan dinginnya aku, dengan
begitu cueknya aku sama sekali tak menggubris apapun. Tapi aku merasa ada suatu
hal yang berbeda di hari terakhir, aku merasa seperti ada yang memata-matai, ah
entah itu hanya perasaanku saja. Aku tak begitu peduli, ya mungkin saja itu
hanyalah kebetulan atau? Entah aku tak mau terlalu memutuskan hal yang masih
ganjil.
Tak lama dari itu, tak lain tak bukan dia muncul lagi. Ini
lain lagi, dia muncul dengan bersikap lebih menjurus ke privasi. Terlihat aneh
bukan? Dari situlah kita saling mengenal dan ya cukup lama kita bersinggungan
di setiap hari-harinya, sempat menghilang dan muncul lagi, itulah pada saat
itu. Apa ini sebuah kebetulan? Apa unsur kesengajaan? Dalam setiap langkahku
menuju ke suatu tempat, selalu saja ada sesi berpapasan dengan dia, apa maksud
dari semua ini? Jangan buat aku semakin merasa… ah sudahlah mungkin ini semua
hanyalah kebetulan, ya mungkin karena kita satu lingkungan dan mungkin saat
waktu yang bersamaan kita memang bertemu.
Lama lama lama, dekat dan kurasa semakin mendekat,
imajinasiku sudah mulai bekerja, membayangkan akan seperti apa jika aku dan dia
mulai dipertemukan dalam satu lintasan yang sama? Tapi sempat terhenti, aku
sempat merasa takut dan tak ingin melangkah. Aku tak yakin, aku belum yakin
dengan semua ini, tapi aku sudah bisa membayangkan ini smua akan terjadi. Dan
benarlah, ini terjadi. Mungkin sebagian imajinasiku terwujudkan, dan khayalan
lainnya memintaku untuk mewujudkannya. Ah terlalu banyak membayangkan wujud
semu..
Aku mencoba! Oke baiklah aku coba. Itulah yang pertama kali
keluar dari mulutku. Aku siap dan aku coba untuk menjalani lembaran baru. Dan
aku sudah persiapkan kertas baru untuk dia isi didalamnya. Baru ku mulai, baru
ku putar rekaman tentang aku dan dia. Tiba-tiba kau dengan lancer mem-pausenya
dan aku seperti terhempas ribuan kilo meter. Hah, aku mengeluh. Sangatlah
mengeluh. Apa salahku? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sempat tak mempercayai
dengan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Dia… yang baru saja ku mulai
kisah ini, dia pergi. Dia pergi tanpa alasan sedikitpun. Pergi dan bersikap
seperti tak mengenalku sebelumnya. Apa-apaan ini??? Aku seperti orang paling
bodoh, semudah ini aku dipermainkan? Ya Tuhan,mengapa ini begitu sangat
menyakitkan? Kenapa begitu cepatnya kau ambil kebahagiaanku? Dengan ini
caranya? Tak habis aku menyalahkan Tuhan, tapi aku tak harus seperti ini. Ini
bukan salah sang pencipta, ini salahku. Mengapa aku begitu tolol? Aku mulai
untuk membenci diri sendiri, aku benci keadaanku, yang hanya mengemis kepastian
darimu. Ya Ampun… sungguh bodoh! Tak habis aku memaki diriku, mencela diriku,
karena betapa bodohnya aku.
Sampai detik inipun aku begitu sangat penasaran dengan hal
itu. Apa aku memang benar-benar tak harus tahu? Mengapa? Mengapa kau sangatlah
hebat mempermainkan semuanya dengan sangat terrencana? Kenapa harus aku yang
jadi korbanmu? Manusia keji. Tak habis aku menyalahkan keadaan ini. Aku benci!
Aku benci melihatmu. Apa aku sama sekali tak berhak mengetahui apa alasannya?
Mengapa sejahat ini?
what's wrong?
Tuhan tau semua. Apa yang aku
rasa, apa yang dia rasa. Tuhan tau. Disini aku hanya manusia biasa, yang jauh
dari kata kesempurnaan. Dimana aku hanya bisa menjalani hidup dengan alurnya
sendiri. Tak tahu apa yang dia lakukan, pikirkan, dan bersama siapa dia. Aku
tak tahu, dan jika ku bertanyapun, akan terkesan terlalu berlebihan. Maka dari
itu buat ku sendiri yang menyimpan pertanyaan itu. Aku percaya, karena ku
diperintah dan di amanatkan untuk percaya. Dan apa salanya aku mencoba percaya
selagi belum ada yang membuat kepercayaanku memudar. Dia, orang yang baru baru
ini ku kenal, tak lama ku kenal, namun sudah lama aku mengetahui sosok dia.
Dengan ucapan lisan tanpa ada bukti tertulis, aku mempersilahkan dia untuk
masuk kedalam keseharianku. Ya aku piker memang seharusnya begitu, setelah
cukup lama dia berusaha memperlihatkan bahwa dia mengagumiku, kenapa tidak
untuk kucoba buka hati untuk dia? Siapa tau akan mengubah sedikitnya dalam
hidupku. Mulai buka hati ini, karena memang aku pun sudah memiliki perasaan
yang sama. Sama halnya sperti apa yang dia bilang padaku. Percaya tak percaya,
coba mencoba yakinkan diri yang penting niatanku baik dan niatku bulat untuk
mencoba dan ingin bisa melalui hari hari dengan dia. Masa masa pendekatan
memang indah, 1 bulan. Terbilang waktu yang cukup lama, dan itu sangat
membuatku merasa berarti dan rasanya slalu berangan apa jadinya bila dia memang
menjadi milikku. Ya memang tak terduga, cukup pesimis, namun tersirat ke
optimisan. Aku percaya, ini pilihanku, dan aku hanya berharap ini pilihan yang
tepat. Tapi setelah itu, tak terduga juga. Semua tak terduga akan seperti ini,
ibarat terkaget. Ya aku mencoba tetap sabar dan berpikir positif. Aku
bersugesti semua akan baik-baik saja, tak usah ambil pusing semua. Yang benar takan
kalah. Tuhan adil!
Mendadak Melow
Gimana sih
rasanya sendiri? Disini aku mau ngutarain perasaan aku sendiri yang sebenernya
gatau arahnya ngehadep kemana. Bingung, bingung banget hati sama pikiran pasti
aja gak sinkron sama sekali gak saling ngertiin banget sih kalian, hati sama pikiran.
Emang diciptain gak sejalan kali ya…
Kesendirian ini
Cuma aku isi sama hal-hal yang setidaknya mengurangi kebosananlah ya. Duduk manis
ala-fenny rose gitu maksudnya? Pusing idup tuh kalo Cuma mikirin yang bagus-bagus.
Coba aja
sekali-kali bayangin yang susah susah. Susahnya ngejalanin hidup, susahnya
bersyukur, susahnya nerima kenyataan yang pahit ini. Pasti banyak yang gamau
sih kebanyakan. Semua orang punya mimpi, lagi lagi kebanyakan mimpinya sih yang
seneng-seneng semua, tapi hidup itu gak selamanya mulus kan. Kadang di atas
kadang dibawah, kadang kelamaan dibawah nyampe lapuk, kadang juga kelamaan
diatas sampe lupa daratan. Macem macem ya, apalagi seumuran segini jaman
jamannya labil labil gimana gitu. Udah pusing ngomongin hidup sendiri kaya
gini, jangankan ngurusin idup oranglain, buang buang waktu kali.
Kesendirian
itu bukan galau loh, atau juga bukan karena belum move on loh. Beda tipis sih
sebetulnya, yakali aja, move on sih udah, tapi movenya kesiapa? Trauma ya hari
gini suka ke orang, apalagi yang Cuma selewat-selewat doing taunya, aduh jangan
deh mending gausah. Lagi lagi kalo lagi keadaan kaya gini, yang diinget pasti
aja dulu tuh…. Dulu tuh… apasih bagusnya dulu? Emang dulu indah banget? Yang ada
dulu tuh bego banget kali. Cinta sama orang yang manis doang didepan taunya
belakangnya keluat aja. Suka gak paham sama jalan pemikiran orang kaya gitu. Apalagi
ngadepin orang yang baru tersadar akan karma, mati aja lo, terlalu baik kalo
aku nerima kamu lagi, jangan harap.
Cewe tuh
sekuat apapun, pasti aja tetep masuk dalam kategori lemah. Maenannya pake hati
sih, dikit-dikit peka, cowok brengsek masih bisa dimaafin dan diraih lagi, lah
cowok? Sekali kecewa ya udah aja keluat gak ada tuh yang namanya baik baik kaya
cewek cewek gitu. Maenannya kan pake logika, tapi sekalinya nyesel pasti minta
balik, dan sebagian bodohnya lagi diterima lagi, gila keenakan banget tuh
cowok. Udah nyakitin, minta balik diterima. Emang deh, cowok tuh segimanapun
sisi hidupnya tetep aja penguasa. Suka bikin gak paham!
Ada lagi
yang bikin bingung. Kalo pingin sesuatu kan harus berusaha, berdoa, bertawakal
nih ya. Terus usahanya kaya gimana coba? Ah gamasuk di akal. Males ya kalo udah
nge mellow pasti aja yang diinget mantan. Freak gak sih? Emang mantan tuh inget
kita? Engga kan! Gila aja ngapain masih diinget inget kali, gak kurang penting
coba ya… harusnya yang dipikirin tuh masa depan kaya gimana entar, yang lebih
spesifik juga sih. Masalah hati, belakangan, kalo udah saatnya juga mungkin ada
sendiri ko, Masih mungkin sih.
Putri Tidur
PUTRI TIDUR
Pada suatu
hari, hiduplah seorang gadis
cantik dan mama tirinya jahat. Saat itu,
gadis cantik yang bernama putri salju sedang mengepel lantai istananya yang sangat megaaah dan besar.”
Putri salju
: “Aduh gila capek banget
nih gua (sambil
mengelap jidatnya yang penuh keringat). Seandainya aja aku punya ibu peri
kayak si-Cinderella,
pasti hidupku enggak bakal kayak gini.”
“Sedangkan pada saat itu didalam
sebuah kamar terdapat wanita paruh baya yang sedang berkaca”
Penyihir
: “Wahai cermin
ajaib, siapakah wanita
yang paling mancung di negeri
ini? Pasti aku,yakan? (Tanya sang penyihir dengan sombong).”
Cermin
: “Hahahaha.. iya gak
ya? Sepertinya kau salah, itu bukan kau lagi, kau mau tahu?
Penyihir
: “Tentu saja aku
mau tahu! Siapakah dia itu! Akan
kumusnahkan dia dari negeri ini. HAHAHAHA..!!!”
Cermin
: “Dia adalah…..
Dia adalah……. Putri Salju”
Penyihir
: “APA..!!(dengan
terkejut). Kurang ajarakan aku
bunuh dia agar aku menjadi wanita termancung tujuh kecamatan 8 kelurahan satu
kabupaten eh maksudnya satu negeri hahahahaha…!
Cermin
: “Ah, terserah apa
kata lu dah”
“Lalu, mama tirinya membayar seorang
pembunuh bayaran untuk membunuh putri salju. Mama tiri putri salju pun menelepon dan mem-BM sang ninja”
Penyihir
: “Wah..bête nih gua abis update status
truss…. oh iya, tadi aku mau
nelepon si ninja(sedang
mengetik nomor si ninja) . halooo!”
Ninjawati
: “Yo, halo halo. Siapa ini?”
Penyihir
: “Saya mantan permaisurimu. Saya ada perlu
kepadamu. Bisa gak?”
Ninjawati : “Oh you, what’s
up?
Penyihir
: “Aku punya tugas
buat kamu.”
Ninjawati : “Tugas apa nih?”
Penyihir
: “Tolong you kill si putri salju saat dia sedang street street. Bisa gak??
Ninjawati : “Hmmm…. wani piro?”
Penyihir
: “Gampang itu!
Tapi nanti sore lo datang ke
kastilku membawa jantung putri salju, untuk mempastikan bahwa kau sudah
membunuhnya. Kalo lu butuh
gua lagi, BM aja ntar gua read kok!”
Ninjawati : “Baiklah”
“Sang ninja itu pun pergi mengikuti
putri salju yang sedang berjalan-jalan.”
Putri salju
: “Wah.. cantik-cantik nih
bunganya kaya aku, aku petik ah…”
“Tiba-tiba dibelakang putri salju
datanglah seorang ninja yang memegang pisau di
tangannya”
Putri salju : “(berbalik
tubuh) Aaaaaaaaaaaaahhhhh!!!!
Siapa kau ? Mau ngapain? Mau
maling ya?Aku orang miskin
loh.Ga percaya?
Ninjawati : “Hah? Maling? Aku
ninja! Liat ni, dandanan gue udah keren gini!Please deh lo. Gue sih percaya-percaya aja kalo lo miskin
ngeliat dari tampang lo aja gue udah bisa nebak.”
Putri salju
: Hahh masa iya?
Kok dandanannya copo gitu. Ngga ngaca yaah?”
Ninjawati
: (Seketika terdiam dan ternganga)
Putri
salju :“Woi? Hellooooo?Kok diam?”
Ninjawati
: “Mmm.. maaaaa… maaa…..”
Putri
salju : “Mama? Apa? gue bukan emak
lo!”
Ninjawati :
“Bu.. bukan, ma..maksud saya. Maaf! Maaf saya diem aja dari tadi. Em kamu tau
ga kenapa bunganya layu dan banyak yang mati?”
Putri
Salju : “Emangnya kenapa?”
Ninjawati :
“Soalnya mereka banyak yang depresi dan bunuh diri karena kalah saing sama
kamuu.”
Putri
salju : “Idih, gombal deh!”
Ninjawati :
“By the way, Papa kamu petinju ya?”
Putri
salju : “Apa? sok tau banget deh lo.”
Ninjawati :
“Eh mana nih palu? Palu mana?”
Putri salju
: “Emangnya buat apa? mau marah sama aku? Mau ngetuk kepala trus aku mati
karena kamu kalah saing sama aku?”
Ninjawati :
“Bukan gitu, tapi aku nyari palu buat ngetuk hati kamu supaya kamu gak lari dan
gak jauh-jauh dari hatikuu”
Putri salju
: “Ada kok, banyak tuh di toko beton! Udah deh, gausah gombal! Norak tau, aku
gak mempan sama yang begituan. Jadi tadi ngapain kamu megang pisau? Mau bunuh
aku ya? “
Ninjawati :
“Sebenarnya sih iya, aku mau bunuh kamu. Tapi karena kamu telah meluluhkan
hatiku, aku jadi gak tega bunuh kamu..”
Putri
salju : “Jadi siapa yang mau bunuh
aku?”
Ninjawati :
“Ibu tiri kamu yang dulu atasanku”
Putri
salju : “Apaaa?!!! itu gak mungkin!
Itu tidak benar kann! Katakan bahwa itu tidak benar iya kann?”
Ninjawati :
“Halah banyak kopet, sudah cepat lari ke dalam hutan! Ayo cepat! Menghilang lah
dari sini putri.”
Putri
salju : “Aaaaaaaaaa.. yauda deh”
Karena Ninjawati terpesona
kepada Putri salju dan tidak membunuhnya, dia menggantinya dengan jantung
hewan yg ada di hutan, setelah itu, ia langsung pergi ke kastil”
Ninjawati : “Nih , jantungnya
udah di dalam peti kecil ini. Mana bayaran ane?”
Penyihir
: “Nih, dalam
amplop (sambil
menunjukkan amplop)”
Ninjawati : “Yess, thanks
yaak...”
“Ninjawati pun pergi meninggalkan kastil dan
mama tiri putri salju tersebut pun bersiap-siap untuk berkaca di depan cermin dengan memakai kaca mata barunya ala victoria
beckham seperti syahrini gitu…”
Penyihir
: “Wahai cermin
ajaib, bagaimana sekarang? Pasti
sekarang aku yang paling mancung di negri
ini. HAHAHAHAHA....”
Cermin
: “No no no, masih
si salju yg manis putih baik dan tidak sombong dan paling mancung”
Penyihir
: “Kau salah ! dia
sudah mati sekarang ! Apakah anda
tidak melihat TV?”
Cermin
: “Enak saja kau, kau yang
salah ! kau telah ditipu oleh si ninja itu !”
Penyihir
: “Apa !!!! Sialan ninja katrok itu, lalu ini
jantung siapa?”
Cermin
: “Itu adalah jantung
kijang yang ada di hutan”
Penyihir
: “Sialan !!!! aku
kena tipu!!”
“putri salju pun pergi kedalam hutan, ia ketakutan disana.
Dan akhirnya ia pun pingsan. Tapi setelah beberapa jam dia terbangun dan
menemukan rumah kecil”
Putri salju
: “Wahh ternyata disini gada orang. Yaudah lah aku beresin dulu.”
“Putri salju pun kecape-an
karna telah merapikan rumah seharian. Ia pun akhirnya ketiduran. Tiba-tiba datang
segerombolan orang copo yaitu kurcaci.”
Bang Ipul
: “Iiiii… kok rumah kita rapi banget yah? (lirik melirik)”
“Para kurcaci pun
mengendap-endap masuk rumah mereka.
Ceu Omah : “Waahh, jangan-jangan yang ada disini
hantu ( Lari ketakutan dan bersembunyi)
Bang Ipul : “Ssssttttt. Lagian gak mungkin
ada hantu disini. Hantu aja takut sama kita!”
Ceu Omah
: “Liat ada putri cantik
dirumah kita.”
Bang Ipul : “Kayak yang diiklan-iklan itu loh yang
bidadari jatuh”
Ceu Omah :
“Pake axe lagi ya? (berbisik ke Saikimin)”
Bang Ipul
: “Iya, kok lo tau?”
Ceu Omah
: “Kan kalo pake axe bidadari suka lupa diri.”
Bang Ipul
: “Liat itu dia bangun!!! Ayo kita sembunyi (sambil muter-muter keliling ditempat)”
Putri salju
: “Hoaaaaammmm!!! Siapa yang membangunkan aku! (Sambil liat kiri kanan atas
bawah depan belakang dan tiba-tibaa…) Ya ampun, kalian siapa? Kok comel-comel banget sih (sambil mencubit
salah satu pipi dari kurcaci)”
Ceu Omah
: “Siapa ya??”
Bang Ipul
: “Mau tahu? Mau tahu? Jangan kemana-mana tetap di ‘Islam itu indah’
ehh.”
Semua kurcaci :
“Kami adalah kurcaci yang ganteng cantik dan baik hati yang tinggal disini.”
Putri salju
: “Ohh.. kalian yang menempati rumah ini. Kurcaci kok badannya gede-gede?”
Ceu Omah
: sekarang kan udah tahun 2012 putri, jadi badan kami udah pada tumbuh dan
berkembang.
Bang Ipul : “Iya
dong.”
Ceu Omah
: “Eh.. aku punya gombal nih buat putri.”
Bang Ipul :
“Apa tuh? Apaaa?”
Ceu Omah
: “Bapak kamu pembuat bantal ya?”
Putri
salju : “Emangnya kenapa?”
Bang Ipul
: “Habisnya, kalo aku deket sama kamu ga tau kenapa aku merasa nyaman.”
Putri salju
: “Ah.. kamu bisa aja deh. Coba kalian perkenalkan diri kalian masing-masing.”
Ceu Omah
: “Aku saipul bisa dipanggil bang ipul.”
Bang Ipul
: “Aku saipulloh”
Putri salju
: “Haha, comel-comel banget kalian semua. Maaf ya aku masuk ke rumah kalian.”
Bang Ipul
: “Gapapa kok putri. Putri tidur aja lagi! Kami siap kok jadi security yang
menjaga putri.”
Putri salju :
“Beneran nih?”
Semua kurcaci : “Iya putri caem.”
Putri salju
: Ya tuhan semoga
saja suatu saat nanti aku bisa berjumpa dengan seorang pangeran, yang tampan,
baik hati dan tidak sombong dan semoga dia adalah cinta sejatiku.”
Sedangkan, penyihir sedang membuat racun
untuk melenyapkan putri salju
Penyihir :
hmm.. dimana ya halaman untuk membuat apel beracun(sambil membuka halaman buku)
ahh ketemu. Hmm pertama-tama masukin daun sop, merica lalu aduk sampai rata,
daun pisang, dan daun-daun ajaib. Baiklah sekarang tinggal
apelnya(dicelupin). Hahahaha!! Jadilah apel beracun ini. Aku akan pergi ke
rumah putri salju. Putri salju, aku akan menemuimu. Hahahha. Tapi
aku gak tau dimana si salju itu tinggal. Nanya cermin aja ah.. wahai cermin ajaib? Dimanakah putri
salju sekarang?
Cermin
: dia
ada di tengah hutan bersama para kurcaci
Penyihir : aduuh, dimana
lagi tuh. Asing banget kaleeee
buat gueeeeee!
Cermin
: alamatnya
adalah jalan pegangsaan timur nomor 999
Penyihir
: oh,
terimakasih banyak ya!
sedangkan, penyihir
pun sudah sampai dilokasi yang diberi tahu
oleh cermin ajaib. Lalu dia mengetuk pintu dan keluarlah Putri
salju.
Penyihir :
kamu Putri Salju kan? Senang bertemu denganmu, ini apel untukmu sebagai tanda
perkenalan kita. Jangan lupa dimakan ya!
Kemudian Putri Salju masuk ke dalam rumah dengan keadaan
harap-harap cemas dan bingung karena tidak mengenal nenek tua itu. Tak lama
Putri salju memakan apel tersebut, lalu tiba-tiba dia pingsan. Dan datanglah
Ninjawati.
Ninjawati :
kenapa rumah ini sepi sekali? Harusnya ramai dengan kurcaci-kurcaci besar yang
rakus itu, kenapa tidak ada sih?
Ketika Ninjawati mengitari sekitar rumah, tiba-tiba ia
melihat Putri Salju tergeletak tak berdaya, ia panik sekali, dan ia bergegas
lari keluar untuk mencari pertolongan pertama pada kecelakaan.
Tiba-tiba datang seorang gagah berjubah yang sangat tampan,
dermawan, baik hati, makmur, sentausa, damai, tentram aman, abadi nanjaya,
tidak takut mati di medan perang. Lalu disusul dengan kedatangan kurcaci.
Bang Ipul :
duh aduhhhh, ada apa ini? Apa yang terjadi pada rumahku? Apa yang terjadi
kepada putri cantik?
Pangeran :
ada apa ini? Saya rasa ada yang tidak beres disini. Hayu kita beberes deh !
Ninjawati :
beres-beres aja, ta….ta…ta…pi Putri yang tidak beresnya.
Pangeran :
emang kenapa apa yang terjadi sama dia?
Bang Ipul :
perasaan sewaktu aku masih disini dia baik-baik saja, tapi ku tinggalkan dia sewaktu
aku akan pergi kerja.
Ninjawati :
aku lihat rumah ini sepi tapi, ketika aku mengitari rumah ini pas lihat ke kanan
Putri sudah tergeletak lemah letih lesu tapi kayanya belum mati hanya pingsan
saja.
Mereka berlari untuk menolong Putri Salju. Ketika pangeran
mendekati Putri Salju tiba-tiba aroma yang tidak sedap yang membuat putri salju
terbangun dan terkejut. Antara takut dan terkejut melihat ketampanan si
Pangeran itu.
Putri salju :
haaaaaaa! Tunggu tunggu bau apa ini? (putri salju terbangun dengan cepatnya) ko
aku mencium bau bau tidak sedap dan tidak mengenakanku? What’s wrong???????????
Pangeran :
eh eh eh eh eh…. Sorry sorry to say yah tuan putri! Akhirnya putri bangun juga,
perkenalkan saya pangeran dari negeri sejuta impian.
Putri Salju :
apa yang terjadi kepadaku? Kenapa aku jadi tertidur disini? Apakah aku
baik-baik saja? Oh iya, aku baru ingat ternyata aku tadi memakan buah apel yang
diberikan oleh nenek tua tadi. Dan tiba-tiba aku terasa pusing dan aku tak
ingat apa-apa lagi.
Mereka berbincang-bincang menjelaskan apa yang terjadi
sebenarnya. Dan mereka merencakan sesuatu untuk membalas nenek tua tersebut.
Bang ipul
: aku tidak mengerti apa yg terjadi pada tuan putri
Putri salju, pangeran,
bang somad, ninjawati : aku
juga ga ngerti *sambil mengacungkan tangan*
Ninjawati :
(didalam hati) tampan juga pangeran itu, kira-kira dia mau ga yah denganku? Apa
harus ngtweet dulu di twitter biar semua orang pada tau?
Pangeran :
(didalam hati) wahhh ini nih perempuan yang aku cari selama ini, sebentar lagi
aku akan mempunyai pasangan sehidup semati deh
Kurcaci :
sepertinya, doa tuan putrid terkabul. Pangeran yang ditunggu tunggu sudah datang
di hadapannya eyaaaaaaa
Setelah itu pengeran meminta putrid salju untuk
menghampirinya karena ada suatu hal penting yang akan dibicarakan.
Putri salju :
iya pangeran, ada apa? Hmmm by the way makasih banget loh yah tadi udah
bangunin aku. Kamu kayanya emang pahlawannya aku deh *ehh
Pangeran :
tidak putri, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku senang bertemu denganmu, dan
sepertinya kaulah putri yang selama ini aku cari di twitter, di google, di
youtube, di facebook. Ehh taunya ada di rumah ini dan aku benar-benar
ingin kau menjadi pasangan hidupku selamanya. Dan pangeran pun langsung
bernyanyi untuk putrid * kau bidadari jatuh dari kursi dihadapanku eaaaa*
Putri salju :
sungguh? Apa aku sedang bermimpi? Aku tak percaya kau mengatakan itu padaku
sungguh ini seperti mimpi.
Ninjawati :
apaaaaaaa? Ternyata dia menyukai putrid salju? Bukan aku? Apa-apaan ini? Ah
sungguh sakit hati aku gundah gulana, aku benci semua ini. (menggerutu)
Bang ipul, Bang Somad :
CIYEEEEEEE akhirnya tuan putri bertemu dengan pangerannya. Aku ikut bahagia ya
tuan putrid akhirnya kamu bisa menemukannya, semoga bahagia ya putri aku akan
slalu mendoakanmu!
Akhirnya mereka menikah dan menempuh hidup baru. Mereka hidup bahagia sejahtera sentosa
dengan bergelimang harta, tapi gak selamanya juga sih, eh gak abadi maksudnya.
Karena yang abadi itu hanyalah Brigez. Wassalam.