Rabu, 28 Mei 2014

Harapan itu Ada

         Kekecewaan adalah sebuah musibah besar untuk memotivasi diri kembali bangkit. Bukan untuk terus meratapi kesedihan, bukan untuk terus menangisi, bukan untuk terus menyesali.
Rezeki yang Tuhan kasih, tak akan pernah tertukar walaupun rezeki itu sama tapi sangat dipastikan akan tertuju pada masing-masing orang yang tepat. Namun dengan cara dan jalur yang berbeda-beda pula. Sebagai korban kekecewaan SNMPTN, rasanya seperti terhempas jauh dari bumi lalu dibanting kembali menyentuh bumi. Lantas sudah tak berupa, dan porak poranda. Sakit... Iya. Tapi itulah rezekinya, itulah jalan yang terbaik untuk aku, itulah jawabannya. Ini bukan jalannya, jalanku di SBMPTN. semoga... Walau sekejam Jalur Gaza, sepahit obat, sesadis lagu Afgan, semencekam film horror, tapi inilah hidup. Ada suka, ada duka telan bersama. Tak selamanya akan selalu ada dipuncak. Bumi saja selalu berputar, anggap saja kita sedang berdiri kokoh diputarannya bumi dan sedang berada diposisi bawah yang menyakitkan. Tuhan bukan tak adil, tapi kembali lagi ke pembicaraan awal bahwa rezeki orang diperoleh dengan berbeda-beda jalur. Mungkin Tuhan percaya bahwa aku sanggup menghadapi Jalur Gaza yang konon katanya menyeramkan. Walaupun mendengar orang - orang terdekat mendapatkan kabar gembira bahwa mereka lolos itu seperti tersudutkan rasanya, sungguh.

         SNMPTN itu membuat banyak orang yang tidak beruntung diam terpaku membisu menyendiri. Wajar saja, karena aku dan mereka kecewa pada diri sendiri. Apa aku dan mereka bukan manusia penuh keberuntungan? Tapi untuk apa berlama-lama meratapi kesedihan bila akan membuang-buang waktu? Lebih baik persiapkan diri untuk menempuh jalur tes tulis. Apa yang harus disesali? justru ini adalah cambuk untuk kita agar semakin giat berusaha. Semakin giat berusaha agar lolos di tes berikutnysa dan bisa pergi ke Inggris juga. Walaupun bayanganku pergi ke Inggris pun sedikit lenyap, terkalahkan oleh kebingungan yang maha dahsyatnya dimana aku akan berkuliah. Padahal "Banyak jalan menuju Inggris".... tentu saja banyak jalan juga menuju PTN.

         Dibandingkan dengan USA, UK terbilang lebih mahal. Jauh lebih glamor. Bahkan saat ini UK Pound mencapai 19 ribu sekian rupiah, sedangkan US 12 ribu sekian rupiah. Sungguh terbukti dengan jelas, cita-citaku untuk pergi ke Inggris semakin menggunung, membukit, melembah, mendunia. Tak ada gunanya lagi aku harus memikirkan kegagalanku di SNMPTN. Itu bukan saatnya lagi... Sekarang aku hanya ingin memikirkan Inggris, tempat idamanku selama ini. Andai saja doaku dikabulkan, setelah masuk PTN aku bisa terbang ke Inggris, mungkin aku akan sangat senang. Walaupun tempat yang paling membuatku menarik adalah London Eye dan Big Ben. Tapi aku juga tertarik untuk datang ke Platform 9 3/4. Banyak tempat - tempat yang membuatku semakin tertarik akan suasana Inggris. Termasuk nge - teh di Inggris adalah sesuatu yang tidak boleh terlewatkan. Bangunan-bangunan berserajah, sekolah - sekolah dengan kualitas bagus, club - club sepak bola yang keren dan profesional, artis dan penyanyi yang memukau.

          Harapan itu jelas masih selalu ada. Walaupun dengan kita berharap sedikitpun, itu akan menuai kesakitan. Tapi apa kita tak harus berharap agar tak merasakan kekecewaan? sepertinya setiap manusia pasti memiliki harapan, meski harus selalu dibatasi dan tidak melampaui, harapan itu akan selalu muncul.
Jika harus berpura-pura tak berharap pun, akan terus berharap hingga hasil menentukan. Itulah harapanku pergi ke Inggris, sedikit demi sedikit ku lupakan harapan itu, agar terwujud dengan sendirinya tanpa harus aku harapkan, namun sungguh sulit menanahan harapan itu. Sama halnya dengan nasibku sekarang, hanya
bisa berharap lolos SBMPTN dan berkuliah di PTN.. tapi harapan hanyalah harapan jika tidak dibarengi dengan usaha dan berdoa.

Semoga kabar baik SBMPTN itu membawaku bisa terbang ke Inggris melihat indahnya London Eye, Harapan itu ada.. Selalu ada. Semoga saja kabar pergi ke Inggris itu tidak sesakit menerima kabar snmptn.


Aku harap begitu...








-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato



Sabtu, 24 Mei 2014

Rapuh Sembuh Inggris Ditempuh

        Malam itu udara cukup dingin membuat beberapa orang enggan melepaskan baju hangatnya. Tapi berbeda dengan perempuan cantik keturunan Cina yang satu ini, Valentina Samorsha Xie. Sebut saja dia Valentine. Dia tetap kuat menangis disuatu taman didekat rumahnya pada malam itu walaupun udara dingin seperti menusuk tulang. Kekeselan yang dia dapat, tak mampu lagi terbendung olehnya, padahal setahuku dia adalah spesies manusia kebal yang tahan dengan kegalauan yang melandanya. Entah seberapa besar kekesalan yang dia dapatkan saat ini, hingga membuatnya rapuh tak tahu arah, mungkin tak akan mampu tergambarkan. Hanya dengan menangis dibawah indahnya langit dengan bertaburkan bintang dia mengabiskan kekesalannya. Malam mulai larut dan dia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dengan kedua mata sembabnya. Sungguh ironis kisah percintaan yang tak luput dari kata 'disakiti' membuat teman-teman disekelilingnya merasa iba tak tega, dan seakan masuk kedalam keadaan itu lalu ikut merasakan kesakitan yang dirasakannya. 

        Suatu hari dia mulai bisa membuka diri, dan menceritakan semua kisah yang membuatnya sangat sakit hati. Semenjak 4 tahun yang lalu hingga saat ini kisah percintaannya tak berubah, tetap tidak seperti yang diharapkan. Hanya manis diawal dan sangat pahit diakhir. Itulah yang membuatnya sangat geram dengan keadaan ini, dan memutuskan untuk sendiri sampai saat ini, kurang lebih 1 tahun. Dia bosan jika kisah percintaannya hanya akan berujung dengan tangisan dan kekesalan. 

***

        Valentine adalah sosok manusia periang. Wajahnya selalu ceria seperti tak punya beban masalah sedikitpun. Tapi tidak dengan percintaannya yang kerap kali selalu kandas. Diantara sahabatnya, dialah yang paling sering menghibur dengan celoteh - celoteh yang keluar dari mulut si bicara cepat ini. Jelas dia adalah penyiar disalah satu radio di kota ini. Bahkan dia sudah bekerja menjadi guru disalah satu les broadcasting. Yang paling terngiang-ngiang adalah namanya. Valentine... Karena dia lahir tepat dimana Inggris sedang merayakan hari Valentine, hari kasih sayang. 

        Sambil menyelam minum air, sembari menunggu cinta sejatinya yang tak tahu kapan akan datang dia mulai menyukai lelaki, lagi. Setelah sekian lama menutup hatinya untuk seorang lelaki dan hidup bebas tersenyum lepas tanpa beban. Lelaki itu adalah teman sekelasnya 2 tahun belakangan ini. Jelas kebersamaan pasti sudah terjalin dengan yang lainnya, termasuk dengan lelaki itu. Sekian lama dia hanya bisa menyukai dalam diam membisu. Hanya berharap-harap kecil bahwa lelaki itu juga menyukainya. Seiring berjalannya waktu, dia cukup pesimis dengan harapannya. Dia cukup sadar diri dan perlahan sedikit melupakannya. Walaupun pada kenyataannya hati kecil berkata lain, teriris pilu bila melihatnya, apalagi dia dan lelaki itu teman kelas yang pasti akan bertemu setiap saat. Dia berhasil menyembunyikan semua perasaan yang dia miliki pada lelaki itu, hanya lewat doa dia meminta agar lelaki itu bisa mencintainya juga. Dia sudah cukup lama mengenal lelaki itu, kurang lebih 3 tahun. Tapi hanya sebatas teman saja waktu itu. Dia pun sedikit tidak menyangka bahwa dia akan menyukai lelaki itu, yang sebenarnya sudah lama dia kenal. Dia sempat merasa minder tak percaya diri takut cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan.

        Waktu berjalan begitu cepat. Entah apa yang membuat lelaki itu dengan tiba-tiba mengajak Valentine pergi hanya untuk makan malam. Mungkin terlihat biasa, tapi tidak dengan Valentine. Ini adalah awal dari kebahagiaannya. Lelaki itu menjemput Valentine sehabis dia bekerja, cukup larut malam. Tak jauh dari tempat kerja Valentine, lelaki itu memutuskan untuk makan malam disuatu restoran ternama. Malam itu begitu romantis sekali dengan alunan musik klasik yang merdu menemani makan malam pertamanya dengan lelaki itu. Dengan keadaan yang masih sangat bingung, dia bertanya pada lelaki itu 

"Mengapa kamu mengajakku makan malam ditempat seromantis ini? kamu jadi terlihat seperti orang serius"

"Jadi selama ini aku tidak serius? menyukaimu saja aku serius" lelaki itu menjawab.

Dia tersipu malu dan sontak terkaget dengan ucapan yang dikeluarkan dari mulut lelaki itu dengan santainya dan hanya menjawab "Menyukaiku? Aku yakin kau hanya bercanda"

Dengan serius lelaki itu menjawab dengan tegas "Ya aku memang menyukaimu dari 1 tahun yang lalu, dari sejak tahun pertama kita satu kelas, aku hanya menyembunyikan perasaanku dihadapanku, saat didekatmu, saat bercanda dikelas denganmu, saat mengantarmu pulang, sebenarnya hatiku berdebar sangat kencang. Aku merasa pesimis, karena aku sadar diri tak mungkin perempuan secantik dan segalak kamu bisa menyukai lelaki sepertiku. Setiap kita berdua berbalas chat, sebenarnya aku senyum-senyum sendiri. Tersenyum dalam sedih tepatnya. Aku hanya tahu diri, dan aku tak kuat jika harus berlama-lama melihatmu, itu rasanya sangat sakit. Itu sebabnya akhir-akhir ini mungkin aku jarang lama - lama diam didalam kelas. Karena aku harus menahan diri agar aku tidak semakin menyukaimu, bahkan mencintaimu. Aku sempat putus asa dengan semua perasaanku ini, karena kurasa ini tak mungkin. Aku tak mungkin mendapatkan balas cintamu..."

        Valentine hanya bisa terdiam membisu dan meneteskan air mata. Air matanya mengalir dengan deras tak bisa berkata apa-apa karena pada kenyataannya orang yang selama ini dia sukai, ternyata menyukainya lebih dulu. Seperti mimpi, katanya.

"Bangunkan aku! Kurasa ini mimpi?" jawabnya lesu.

"Kau tidak mimpi, Valentine. Ini nyata. Aku tidak sedang bercanda kali ini. Aku hanya bisa sedikit bercerita dengan mamaku jika aku merasa sangat merindukanmu. Hanya mama dan Tuhan yang tahu tentang perasaanku untukmu, bahkan mamaku lebih sering menontonmu ditelevisi dibanding aku. Katanya mamaku bangga padamu, perempuan cantik penuh bakat. Dan aku meminta mamaku mendoakanku agar aku segera menjadi pacarmu, bahkan masa depanmu"

Valentine hanya bisa menjawab dengan tangisan, bukan tangisan kesedihan, melainkan tangisan bahagia.

"Apa kau jodohku? Sejujurnya aku menyukaimu belakangan ini, bahkan sudah cukup lama. Aku hanya bisa memendam perasaan ini, karena ini terlihat sangat konyol. Hanya karena aku takut bertepuk sebelah tangan. Aku yang sudah lama menjadi teman dekatmu sampai-sampai aku tak sadar jika aku ternyata menyimpan hati padamu. Tapi aku sempat berpikir aku akan mundur dan tak meneruskan perasaan ini, karena kurasa ini tak mungkin. Mana mungkin seorang lelaki serba bisa sepertimu, menyukai perempuan seadanya sepertiku. Mungkin itu hanya sebuah mimpi, seperti mimpiku pergi ke Inggris bersama seseorang yang mencintaiku apa adanya dan menerima segala kekurangan dan kelebihanku" jawab Valentine.

"Sungguh kaupun begitu?" lelaki itu tiba-tiba langsung memeluk Valentine dengan keadaan sangat bahagia.
"Inilah orangnya, orangnya ada dihadapanmu cantik. Akulah yang mencintaimu apa adanya dan menerima segala kekurangan dan kelebihanmu. Jika hanya itu kenginginanmu aku akan membawamu ke Inggris"

"Sebenarnya aku masih belum percaya jika ternyata kau menyukaiku, Juga" ucap Valentine dalam hati.


***


        Makan malam itu berakhir dengan romantis dan mengharukan. Seperti mendapat satu permintaan dari jin botol dan jin botol itu mengabulkan dengan sempurna keinginannya. Tapi ini bukan negeri dongeng, ini negeri sungguhan dan Valentine benar-benar tidak sedang bermimpi diatas tempat tidurnya. Malam tadi adalah malam indah baginya. Malam ini dia kembali duduk ditengah taman tak jauh dari rumahnya yang biasa dia kunjungi saat sedih. Tapi lain dengan malam ini, ini adalah malam paling bahagia, walaupun masih sedikit tak percaya, tapi bulan dan bintang menjadi saksi kebahagiaan kecilku ini. "Terimakasih Tuhan, berangsur-angsur kau kabulkan doaku" ucap Valentine.

        Malam berganti malam. Kejadian malam itu selalu menjadi topik pengisi pikirannya kala dia larut dalam lamunannya. Rasanya seperti ingin mengulang hal indah malam itu, yang membuatnya jadi cinta akan malam hari yang dihiasi bulan dan bintang yang bersinar dengan cahayanya sendiri. Malam ini kedua kalinya lelaki itu menjemput Valentine di tempat kerjanya. Jarak dari rumah menuju tempat kerjanya Valentine itu sangat jauh, tapi demi cinta apapun dilakukan. Sama seperti malam sebelumnya, lelaki itu mengajaknya untuk makan malam lagi. Tapi kali ini Valentine sedikit mengajukan ide bahwa dia ingin berjalan menyusuri kota ini sambil mencari - cari tempat makan malam yang cocok. Agar dia bisa membayangkan bagaimana rasanya bisa berjalan-jalan menyusuri kota London, nanti. Tak banyak pikir panjang, lelaki itu menyetujuinya. Berjalan sangat jauh sekali, membuat dua sejoli yang sedang merajut cinta tak sadar bahwa mereka sudah berjalan sangat jauh. Sepanjang perjalanan mereka dengan santainya bercanda gurau, berbincang - bincang sambil menikmati perjalanan. Sesampainya disalah satu cafe yang cukup terkenal banyak orang, mereka duduk berhadapan, lagi. Dan kali ini lelaki itu menyatakan cintanya lagi untuk kedua kalinya.

"Valentine, mungkin ini terlalu cepat, tapi perasaanku kepadamu terlalu lama. Maukah kau menjadi masa depanku?" dengan romantisnya lelaki itu memegang tangan Valentine.

Valentine yang masih ragu dengan kenyataan ini, dia menjawab "Maafkan aku, aku tak bisa berikan jawaban ini sekarang, beri aku waktu... "

"Aku akan menunggumu sampai kau mau menjawab, aku akan menunggu walaupun aku harus menunggu 2 tahun lagi. Aku akan meyakinkanmu, aku akan membuatmu percaya. Tapi jika dalam 2 tahun itu kamu sudah memilih lelaki lain, jangan beriku kabar, agar aku bisa lebih cepat melupakanmu" jawabnya.

Valentine berusaha mengalihkan pembicaraan dengan keusilannya. Dan seperti biasa mereka layaknya seperti sudah berpacaran bertahun-tahun. Sungguh begitu romantis. Dan lagi lagi malam itu berakhir dengan penuh kebingungan pada keduanya. 

        Sebulan kemudian, seiring mereka memperbanyak pertemuannya. Valentine pun akhirnya menerima lelaki itu dengan penuh suka cita. Sebenarnya dia sudah tak kuat ingin menerimanya pada hari itu, tapi dia masih belum bisa percaya. Tapi semakin waktu berjalan, keputusannya pun semakin bulat untuk sesegera mungkin menerima lelaki yang sangat dia cintai itu. 

"Kau tak perlu menuggu hingga 2 tahun lagi, detik inipun aku sanggup menerimamu jadi kekasihku dengan senang hati, bahkan jadi masa depanmu aku mau" Ujarnya.

        2 tahun kemudian, keduanya semakin sibuk dengan jadwal kuliah yang tak bisa dia bagi - bagi dengan yang lainnya. Hanya lewat telepon genggamnya, Valentine bisa menghubungi lelaki itu disetiap harinya.
Tiba-tiba handphonenya berdering pertanda ada kotak masuk.Valentine pun bergegas membukanya seperti ada hal yang penting yang ingin disampaikan.
"Valentine, besok aku tunggu dibandara. Besok kita akan pergi ke Inggris, jangan khawatirkan yang lain - lain, sudahku atur semuanya. Jangan sampai lupa, Salam rindu kekasihmu, Jack."

Entah apa yang dimimpikan Valentine tadi malam, hingga dia bisa mendapatkan pesan singkat yang sangat mengharukan. Ternyata Jack masih ingat keinginan Valentine yang sangat ingin pergi ke Inggris. Untuk kesekian kalinya Valentine meneteskan air matanya yang dibiarkan berlinang dipipinya, tangisan bahagia tepatnya. Bahagia sekali.

        Sesampainya disana, tepat tanggal 14 Februari. Hari kelahiran Valentina Samorsha Xie dan hari Valentine hari kasih sayang. Mereka berpelukan bahagia tepat didepan Big Ben saat menara jam itu berdentum. Sungguh mimpi yang menjadi kenyataan. Malam harinya, Jack membawa Valentine ke hadapan London Eye. Tepat didepan kincir bianglala London Eye, Jack tiba-tiba menutup mata Valentine tiba - tiba, Valentine pun kebingungan apa yang akan terjadi kepada dirinya. Ternyata Jack membawa Valentine ke dalam kapsul London Eye dan membawanya keposisi paling atas, ketika Jack membuka mata Valentine, dan menyuruh Valentine untuk melihat kebawah sana, begitu mengejutkan ratusan lilin membentuk suatu kalimat "Will You Marry Me?" lalu Valentine pun memeluk Jack dengan keadaan menangis bahagia, lagi.










-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

Kamis, 22 Mei 2014

Berharap Menjadi Tamu

        Pagi yang hampir siang, bahkan menjelang siang hari matahari semakin terik memancarkan sinarnya. Sebentar lagi satu mahatari ini seperti akan berada diatas kepalamu, membakar kulitmu secara halus, membuat kulitmu sedikit demi sedikit menghitam, dan mungkin perih. Seharusnya kau hindari itu. Atau kau mencari perlindungan. Karena tak bisa dipugkiri lagi, matahari yang sebelumnya baik-baik saja, yang tak pernah sama sekali melukai atau hampir membakarmu, kini sudah lain ceritanya. Jika diberi sifat mungkin sangat geram. Akibat kebodohan kebodohan yang tak sadarkan diri. Membuat matahari seakan geram dan membakar habis sebagian lapisan ozon milik-Nya. Bahkan hampir membakar sebagian lapisan kulitku, Juga. Inilah bumi yang aku pinjak selama 16 tahun 2 bulan, kanapa 16 tahun 2 bulan? padahal sekarang umurku 17 tahun. Karena aku baru bisa memijakkan kaki dibumi ini saat aku berusia 10 bulan. Disinilah aku berpijak, tepat dibumi pertiwi, yang setiap tahunnya terdapat perubahan-perubahan. Lebih banyak perubahan yang merugikan, dibandingkan dengan menguntungkan.

        Lain cerita dengan Inggris. Aku sudah mulai bosan menjalani hari-hariku dibumi pertiwi ini. Dan ingin mendapatkan suasana yang baru. Kadang aku berpikir untuk pergi sebentar saja dari tempat kelahiranku, hanya untuk merasakan ciptaan Tuhan yang lainnya. Ke Inggris... Mungkin saat ini aku akan merasakan dinginnya udara yang membuatku selalu memakai mantel tebal dan hangat. Karena apa? Secerah cerahnya Inggris hanya berkisar di 18 derajat celsius. Gemericik hujan yang datang tiba-tiba, dan mungkin disana aku akan merindukan sang matahari, karena kau mungkin akan jarang memberikan terik mataharinya seterik disini. Mungkin dengan anggunnya aku akan memakai payung sambil menyusuri kota - kota yang sangat bersejarah itu. Mungkin disana, kulitku tak akan hangus terbakar matahari lagi, bahkan nyaris membeku karena tak biasa dengan udara dingin disana. Secerah cerahnya pasti saja tetap dingin. Karena mungkin itu tak terbiasa untukku.

Bagi perempuan yang baru beranjak dewasa atau harus segera bersikap dewasa karena aku bukan bocah berseragam abu-abu lagi yang bertempat tinggal di negara bermayoritas muslim, mungkin aku sangat ingin pergi ke Inggris dan semakin ingin aku mengunjungi negara dengan pemerintahan kerajaan itu. Karena mengapa? Disana tidak terjadi diskriminasi terhadap orang muslim. Mereka tidak terlalu menguruskan hal yang seharusnya tidak perlu dibeda-bedakan. Dalam bayanganku, Inggris itu negara yang damai. Bila sewaktu-waktu aku akan menggunakan hijab, aku tak akan segan segan memakainya. Karena mungkin aku tidak akan diadili seperti dinegara bagian lainnya, yang sama sekali tidak mentoleransi perbedaan keyakinan.

Setauku Inggris itu cukup sering turun hujan, walaupun hanya hujan singkat lalu kembali berawan lalu cerah lalu hujan sebentar-sebentar dan selalu seperti itu. Itulah yang membuatku semakin yakin bahwa aku harus pergi ke Inggris. Hujan yang membuatku mengerti artinya bersyukur, hujan pula yang membuatku semakin mencintai air. Hujan mengingatkanku pada seseorang. Tanpa harus naif aku memang ingin pergi ke Inggris. Terjadinya hujanpun karena suatu proses penguapan, kita seolah akan tertipu melihat langit biru, bersih dihiasi dengan awan-awan yang putih suci. Padahal itulah awal penyebab hujan. Mungkinkah itu pertanda, untuk mewujudkan mimpiku pergi ke Inggris harus melalui suatu proses, apa proses penguapan juga? Ah tak mungkin... Hujan turun menyentuh bumi dengan indahnya, terjun bebas seperti tak memikul masalah sedikitpun, tanpa beban masalah, seperti tetesan air yang pecah membentur tanah dan membasahi bumi ini. Aku duduk ditengah turunnya hujan yang mengguyur tempatku berpijak, ditemani dengan secangkir teh hangat dengan pemandangan yang menakjubkan... Lamunku. Lamunku terbang sangat jauh. Jauh tak terukur oleh kakiku, mengapa lamunku terlalu jauh hingga ke Inggris? hingga membuatku mengurungkan diriku meneruskan lamunanku. Lalu berkata, "Akankah itu semua terjadi?".

Tahukan kamu tentang apa maksud dari semua yang aku bayangkan? Kau pasti tak akan tahu, karena aku belum memberitahumu. Biarkan aku jelaskan sedikit maksud dari semua obsesiku. Sebelum aku akan menginjakkan kaki di Universitasku nanti.. Entah akupun masih tak tahu aku akan mendapat rezeki berkuliah dimana. Izinkan aku mengunjungimu, Inggris. Aku ingin bertamu ke negara Inggris yang megah itu. Mimpiku mengunjungimu bukan hanya mimpi yang terjadi saat aku tak sadarkan diri terlelap dimalam hari. Tapi saat aku sadarkan diri dipagi hari hingga siang hari hingga sore hari dan hingga aku akan terlelap lagi. Seiring dengan hela nafasku... Inggris itu meracuni pikiranku untuk segera pergi kesana. Izinkan aku mengunjungimu...






-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

Selasa, 20 Mei 2014

Hadiah Penyesalan

        Pernahkan sedikit terlintas dipikiranmu tentang semua yang telah berlalu kembali muncul seperti rumput kering dimusim kemarau dan tiba-tiba tanpa tersadar rimbun dipenuhi alang-alang dengan sendirinya setelah diguyur oleh hujan. Sebenarnya sangat tak sopan, jika hal itu terkuat kembali ke permukaan, seperti gosip-gosip yang dibuat ter-blow-up hanya untuk popularitas. Kejadian itu yang membuatku mengenal lebih jauh kata, menyesal... Salam kenal dariku, menyesal.

        Tak jauh beda dengan hari hari sebelumnya yang aku lewati, tapi lain dengan hari ini. Kenapa tiba-tiba sosok itu kembali dan membuatku berhalusinasi akan tentangmu yang tak seharusnya aku pikirkan lagi... Padahal sewaktu aku masih dalam belenggu rok biru tua itu, dengan penampilan polos tak karuan, dengan keacuhan pada sekitarnya. Berdiri disebelahmu dengan jarak satu kaki dari posisiku berdiri, tak ada tatap muka berbalas, hanya bersebelahan seperti orang tanpa ikatan, apalagi sekuat ikatan hidrogen. Itu sangat tidak mungkin. Sontak kau hanya berbasa basi yang kurang penting mungkin menurutku, tapi tidak dengan kau si manusia pesepak bola dan gila bola, itu yang membuatku semakin kagum. Berulang kali kau sebut-sebut nama Manchester United sementara aku hanya familiar dengan namanya saja, tidak dengan isinya, apalagi dengan sejarahnya, membuatku semakin geram padanya seperti tak ada bahasan lain lagi, kataku. Aku memang tau kalau dia memimpikan sesuatu yang menurutku sulit terwujud. Entahlah kau makhluk keras kepala yang membuatku kandang kesal menghadapimu. Berkali kali kau selalu menceritakan tentang mimpimu yang aku sendiripun masih bingung itu akan terwujud atau tidak. Kau bermimpi kau bisa berdiri tegak ditengah tengah stadion kesukaannya, Old Trafford Manchester United dan aku harus duduk menyaksikanmu bermain di stadion megah itu. Aku hanya memberinya senyum ketus saat dia mengatakan hal itu kepadaku... Aku sangat ingat betul apa yang pernah kau katakan dari kata per kata 4 tahun yang lalu...

        Lembaran itu sudah aku anggap sebagai lembaran masa laluku yang tak usah lagi aku buka dan ku ungkit-ungkit lagi dan aku kira kau pun sudah lupa. Tapi berbeda dengan kenyataannya. Kau kembali seperti manusia tanpa dosa memasang muka sumringah dihadapanku, membuat aku terhentak jauh ke dasar paling dasar tersulit dihidupku. Senyuman itu menyakitkan untukku, seperti rekaman video otomatis yang dengan cepat memutarkan kembali ke masa-masa itu. Sungguh tak berdaya aku hanya bisa membalas senyuman itu dan semenjak itu, kita kembali terjalin, seperti dulu... ini adalah sesuatu yang sangat aku takutkan. Kau seperti memberi isyarat kepadaku untuk mengajakku untuk membuka lembaran-lembaran baru tanpa kau suratkan perkataan itu, namun itu terasa cukup kuat dihatiku. Ada apa ini sebenarnya? aku benar-benar bingung menghadapi keadaan yang menyulitkan namun menyenangkan.

        Aku berperan seperti manusia polos yang tak tahu apa apa. Kali ini berbeda, aku sudah memakai rok abu-abuku yang katanya orang bilang ini masa paling indah. Berhari-hari bersama manusia keras kepala ini memang mengasyikan, bahkan sedikitnya melupakan luka pahit dimasa lalu. Dan tak salah lagi, selalu saja kau bercerita tentang klub sepak bola kesukaanmu, Kau memang tak berubah! tetap sama seperti dulu, dan kenapa aku tetap kagum kepadamu? sungguh bodoh.. sungguh.
Untuk kesekian kalinya dan untuk ke 100000000 kalinya kau bercerita ingin pergi ke Inggris hanya untuk mendatangi dan merasakan nyamannya rumput dilapangan itu, dan aku tetap harus mendampinginya dan menyaksikannya disana, sungguh bodoh. Aku selalu menganggap ini adalah sebuah leluconmu, tak pernah ku anggap serius sedikitpun, setitikpun demi matahari dan bulan kau memang manusia tak pernah serius. Lagi lagi aku harus mencaci makimu dengan berbagai sebutan.

        Lama kelamaan, ada yang salah dengan diriku. Aku sontak bersikeras tak ingin membuka pintu hatiku lagi kepada orang yang sama. Aku terlalu takut masuk ke lubang yang sama dengan kejadian yang sama. Entah apa yang telah meracuni pikiran dan ragaku untuk menolak semua ini. Padahal sebelumnya aku sudah menghapuskan semua kekesalan dan kesakithatianku pada masa itu. Sulit untuk aku mempercayaimu lagi... Aku putuskan untuk tidak berhubungan denganmu lagi, apalagi bertemu, aku sangat menghindari itu, padahal hati kecilku berkata aku sangat sangat ingin membuka lembaran baru itu dengan cerita - cerita baru yang mungkin akan lebih berwarna dibandingan masa dulu saat kita masih anak bawang.

        Dan selamat datang penyesalan, kini aku mengenalmu lebih jauh, sangat jauh...
Kau pergi menggapai impianmu, kau pergi dengan mimpimu. Aku ikut bahagia kau bisa pergi ke Inggris dan menginjakkan kaki di Old Trafford. Walau cukup sedih mendengarnya, namun aku bingung, apa aku harus menangis bahagia, atau menangisi penyesalan ini?
Tak lama dari mendengar kabar bahwa kau pergi meninggalkanku tanpa pesan... Aku mendapat sepucuk surat yang membuatku terperosok kedalaman kesedihan luar biasa. Tak biasanya ada yang mengirim surat padaku, bahkan jarang. Tapi sekarang... Ternyata isi surat itu, kau mengharapkanku untuk duduk dibangku stadion dan menyaksikanmu bermain sepak bola disana. Sontak kuteteskan air mata menyentuh tanah membasahi dasar bumi. Aku tersentuh, ternyata aku bodoh. Aku harus pergi ke Inggris, dan tak usah pikir panjang, menyaksikanmu di Old Trafford Manchester United dan membuka hati lagi untukmu. Aku berjanji aku akan pergi kesana sebelum kau bertanding, aku akan mendampingimu... Inggris I'm in Love!

Kau masa depanku. Walaupun masa laluku tak indah, tapi itulah awal dari segalanya.




-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato



Senin, 19 Mei 2014

Dari mata turun ke hati, dari hati turun ke Inggris

       Orang bilang, mimpi itu adalah bunga tidur. Mimpi itu hanyalah mimpi semata dan tak mungkin bisa terjadi. Tapi apa dikata? Tak ada yang tidak mungkin selagi kita berusaha semaksimal mungkin, karena usaha akan berbanding lurus dengan hasil. Begitulah kenyataannya.

       Tak ada salahnya jika kita memiliki keinginan yang ingin kita capai. Termasuk keinginanku, menginjakkan kaki tepat dijantung kota Inggris dan mengunjungi 7 ikon Inggris. Berdiri dihadapan Big Ben – Menara jam ikon kota London. Mendengar jelas dentuman lonceng terbesar, jam didalam menara yang tepat berada dihadapanku. Aku rela menunggu satu jam sekali ditemani cemilan yang super renyah dan super enak dan kentang banget Mister Potato dihadapan menara Bing Ben itu demi mendengarkan loncengnya. Mimpiku tak berhenti disini saja, ada satu tempat yang membuatku sangat tertarik untuk aku kunjungi. Yaaa…. Trafalgar Square, Alun-alun terpoluper di kota London. Terlalu banyak orang yang menginginkan untuk pergi kesana karena keeksotikan kota dan bangunan-bangunan luar biasa yang mengharuskan aku untuk semakin ingin pergi ketempat indah itu. Menyusuri setiap sudut-sudut kota dengan suasana klasik, merasakan hembusan angin Inggris yang tak kutemukan disini. Pasti akan terasa seperti masih bermimpi diatas tempat tidur…

       Mimpiku belum berakhir sampai disini, masih ada tempat-tempat yang harus aku kunjungi dan jangan sampai terlewatkan. Suatu tempat dimana bangunan tersebut adalah kediaman resmi ratu Inggris di London, tak lain dan tak bukan itu adalah Buckingham palace. Kediamannya orang terpenting di Inggris, dan sangat indah dan menawan, taman yang bila kita pandang seperti permadani warna-warni dengan perpaduan bunga-bunga dan rumput-rumput yang menghiasi. Aku sangat ingin berada disana untuk menikmati sejenak keindahan tempat yang indah itu. Bangunan megah pasti banyak penjaganya, yaaa.. para prajurit berseragam merah dan bertopi tinggi dan berkumis. Biasanya kita hanya bisa melihatnya di film film Mr.Bean. ingin sekali menyaksikan pergantian penjaga istana Buckingham itu, yang sangat dinanti-nantikan oleh para turis yang datang ke tempat itu.

       Tak terasa, mungkin hari menjelang malam. Tak afdol bila tak mengunjungi tempat yang paling manis dan romantis, tentunya London Eye, dengan cahaya lampu yang sangat indah membuat suasana semakin syahdu. Apalagi jika ditawari untuk memasuki kapsul yang terdapat dikincir bianglala itu, mungkin aku akan berteriak bahagia karena aku tak hanya memandangi, tapi menaiki kincir bianglala dan dapat menikmati keindahan yang luar biasa, memuaskan dan memanjakan mata dengan pemandangan yang menakjubkan disekeliling kota London. Aku bisa menyaksikan indahnya kelap-kelip lampu disekeliling London jika malam hari, oh indahnya…

      Walaupun band ini popular bukan pada jamanku, tapi aku sangat familiar dengan namanya. Yaaaa The Beatles. Karena banyak teman-temanku yang menyukai The Beatles hingga saat ini, yang membuat aku semakin tau dan semakin familiar dengan nama tersebut. Jika aku bisa berkunjung ke Beatles Museum aku akan sangat senang, aku bisa menceritakan pengalamanku selama berkunjung kesana. Kelompok musik yang sangat popular yang dibentuk pada tahun 1960 itu mungkin sangat melegendaris, sampai sampai kepopulerannya pun tak pernah padam. Dan tak habis aku membayangkan jika aku bisa bersekolah di Oxford University…. Mungkin itu akan jadi kado terbesar.


       Masih banyak lagi tempat-tempat yang ingin aku kunjungi. Dan bukan hanya sekedar mimpi diatas tempat tidurku. Dan bukan hanya sekedar hayalan.. itulah alasannya kenapa aku harus pergi ke Inggris. Mungkin saat ini aku belum bisa untuk pergi ke Inggris, tapi nanti? Kita gak pernah tau tentang apa yang akan terjadi dikemudian hari, dan inilah awal dari semua usahaku. Keinginanku untuk pergi kesana membuatku semakin ingin berusaha lagi. Berharapnya sih Mister Potato mewujudkan keinginanku untuk pergi kesana. Dari mata aja turun ke hati.. masa dari hati gak turun ke Inggris?






-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

Diatas Mimpi Masih ada Mimpi

       Pagi ini kurasakan hembusan angin yang masuk dari jelendaku, rasanya dingin sekali seperti menusuk kalbu. Sungguh pagi yang cerah, aku duduk disamping terbitnya matahari yang hampir menyinari sebagian dari tubuhku... Cerah sekali pagi ini. Tapi tidak dengan hatiku, pagi ini tak secerah hatiku. Aku dibuat terpaku. Termenung. Orang yang aku tunggu tak kunjung datang juga, padahal dia membawa pesan yang sangat penting bagiku, bahkan sangat aku tunggu-tunggu dari jauh-jauh hari... Ya.. Pak Pos! Baru kali ini aku menantikan kehadiran pak pos. Hari ini tepat dimana kelulusanku akan diumumkan. LULUS!!!! itu kata yang ingin aku lihat nanti saat surat itu datang. Pasti rasakan akan nikmat dan lega, seperti rasanya menyantap camilan Mister Potato yang kentang banget... Sebenarnya bukan hanya kata LULUS saja yang aku impikan, tapi aku juga memimpikan jika aku bisa pergi ke Inggris. Wow! Inggris? UK! Siapa sih yang gak tau United Kingdom? Siapa sih yang gamau kesana? semua orang juga mau mampir dan jalan-jalan kecil di negara yang katanya negara termahal itu. Sembari aku menunggu kelulusanku, lebih baik aku memimpikan akan bisa pergi ke Inggris lewat #InggrisGratis!

       Kenapa yah aku begitu tertarik dengan negara itu? kenapa yaaaa....
Karena itu adalah salah satu negara terhebat, bahasanya pun dijadikan sebagai bahasa Internasional... Semakin membuatku penasaran dan mendengar langsung menggunakan kedua telingaku bahasa mereka dengan logat dan pengucapan yang katanya sulit untuk ditiru. Itu salah satu yang membuat aku semakin harus pergi ke Inggris. Dan bertemu dengan orang-orang asli Inggris mungkin aku akan berfoto, walaupun agak norak, harus ber-selfie. Tapi kenapa engga? sekali doang dan kapan lagi bisa ke Inggris?

       Matahari semakin terik, posisinya pun lebih atas dari sebelumnya, tapi udara masih saja terasa dingin membuat kakiku hampir membeku. Padahal aku bukan tinggal didaratan tinggi.. Setiap bunyi suara motor yang lewat, aku kira itu Pak Pos...Tapi ternyata lagi-lagi bukan. Sesekali aku melahap Mister Potato kembali, untuk menenangkan hatiku yang benar-benar gelisah tanpa arah dan tanpa tujuan #eaaaaaaa.
Mungkin rasanya akan sama... jika saat aku membuka amplop dan kulihat tulisan LULUS dan jika saat aku mendapat kabar bahwa mimpiku untuk pergi ke Inggris itu terwujudkan? semoga saja...

       Terlalu lama menunggu, tak sadar aku melamun. Lamunanku berisi bagaimana rasanya aku bisa pergi kesana dengan keadaan tenang karena sudah mendapatkan kabar bahwa aku LULUS dan siap untuk ke perguruan tinggi... Oh no itu yang sangat aku harapkan. Apalagi jika aku bisa ke Oxford University. Tak apa jika aku tak bisa bersekolah disana, setidaknya aku bisa mengunjunginya dan merasakan atmosfer tempat yang sangat terkenal itu. Mungkin lamumanku akan pecah saat aku mendengar bunyi dentuman lonceng menara Big Ben yang mengeluarkan bunyi keras saat satu jam sekali...

       Kegilaanku pada sepak bola tak sebesar kegilaanku pada menulis. Tak sebesar para lelaki menggilai sepak bola.Tapi itu tak mengurungkan niatku untuk masuk ke stadium megah yang ada di Inggris... Aku sangat ingin duduk menghadap ke arah lapangan hijau yang indah. Pastinya, Old Trafford Manchester United. Dan aku akan ceritakan pada ayahku bagaimana rasanya masuk ke stadium yang sangat keren itu... Mungkin aku akan menginjakkan kaki dirumput yang seperti permadani itu, biarkan aku bernorak-norak-an sejenak... Mungkin aku tak begitu suka dengan sepak bola, tapi aku menyukai klub bola asal Inggris itu. Sebatas kagum dengan klubnya saja, bukan dengan sepakbolanya. 

       Apa pak pos tak akan datang? walaupun surat itu bertuliskan kata LULUS saja tanpa nilai dan sebagainya. Temanku bilang "ini tak surprise" karena suratnya hanya bertuliskan LULUS. Tapi tetap saja rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Ini kali pertamanya aku tegang menunggu kabar yang sangat penting. Sebelum menunggu kabar kedua yang sangat penting juga bagiku 27 mei nanti, kabar SNMPTN. Berharap aku lolos.. Seperti lolosnya tulisanku ini untuk pergi ke London Eye. Tempat dimana kedua mata semua orang tertuju pada kincir bianglala yang sangat megah dengan kapsul yang cukup luas, kita bisa menikmati pemandanga indah selama 30 menit bila berada didalam kapsul bianglala tersebut. Kurasa itu adalah tempat yang paling romantis.Sambil ditemani dengan minum teh di negara Inggris yang megah... Lamunanku pecah saat kembali memikirkan pak pos yang tak kunjung datang hingga saat ini. 

       Aku hanya perempuan biasa yang baru berusia 17 tahun yang mempunyai mimpi dan menunggu kabar kelulusanku. Mungkin mimpi yang terlalu besar. Tapi tak salah jika aku bermimpi, karena tak ada yang tak mungkin... Karena jika tak terwujudpun, masih ada mimpi mimpi yang lainnya. Diatas mimpi, Masih ada mimpi. Mimpiku untuk pergi ke Inggris, mimpiku untuk menjadi seorang Mahasiswa tahun ini. Dan banyak lagi mimpi mimpi yang lainnya. Aku berharap mimpi ini bisa membawaku pergi ke Buckingham Palace. Melihat pergantian prajurit penjaga istana kediaman ratu Inggris yang sangat dinantikan para turis. Semoga aku salah satunya yang bisa menyaksikan pergantian para prajurit berseragam merah itu.

       Bermimpilah setinggi-tingginya, dan berusahalah sekeras-kerasnya. Karena tak ada usaha yang sia-sia, jika mimpi kita belum terwujud, berarti usaha kita belum maksimal.

       Aku akan setia menunggumu, Pak Pos. Menunggu hasil kelulusanku, walaupun tak seberapa dan sudah banyak teman-temanku yang berkata kalau kita semua pasti akan lulus 100%. Tapi aku belum mempercayainya sampai aku sendiri yang membuka amplop tersebut dan melihat bahwa Hanna Chaerunnisa Gunawan dinyatakan LULUS. Mungkin saat aku mendapatkan surat itu, lamunanku akan terfokus untuk membayangkan bagaimana jika aku bisa pergi ke Trafalgar Square. Saat aku mendapat kabar bahwa aku lulus, mungkin aku akan membayangkan aku mendapat kabar gembira lalu jalan-jalan kecil disekeliling alun-alun terpopuler dikota London tersebut. Sambil menikmati dinginnya udara dan gemericik hujan di Inggris. 

Pak Pos akan datang... Inggris, Aku akan datang!



-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

Hujan yang Indah

        Hari itu aku sangat kesal. Aku kesal. Aku lelah. Aku tak karuan, aku sedang tak ingin diganggu. Aku ingin sendirian, aku ingin menyendiri. Tak mau ada yang mencampuri urusanku saat ini, aku mohon aku ingin menenangkan diriku sejenak, jangan ganggu aku dulu. Aku tak ingin kalian kena imbasnya dari kekesalan yang aku rasakan saat ini. Aku butuh waktu untuk bisa kembali seperti semula.

        Tak pikir panjang aku memutuskan untuk pergi keluar sebentar, aku hanya ingin menenangkan diriku sendiri. Aku tak bermaksud untuk pergi dari rumah, aku hanya butuh hiburan, dan mungkin tempat-tempat yang tenang dan sejuk bisa menjernihkan pemikiranku kembali. Aku berjalan menyusuri trotoar dengan banya pohon rimbun dan banyak taman-taman disekitarnya. Tak lama, hujan besar turun. Aku tak tahu harus pergi kemana, jalanan itu bukan jalan tempat dilaluinya angkutan umum atau sejenisnya, aku berlari dibawah guyuran hujan, ingin rasanya aku menangis mengeluarkan semua kekesalan yang ada. Tapi aku bisa apa? aku hanya bisa berlari dan tak tahu harus berlari kemana lagi, sesekali mobil lewat dan bajuku semakin basah karena mobil itu membuatku terguyur lebih banyak. Aku menangispun tak ada yang melihat, karena tangisanku kalah dengan hujan yang membasahi mukaku. Aku berjalan kebingungan, aku memutuskan untuk berjalan, aku lelah tak kuat lagi untuk berlari.

        Samar-samar ada seorang lelaki didepanku membawa payung, tak begitu jelas terlihat, setelah mendekat, dia menghampiriku, ternyata dia Kak Handi, teman dekat kakakku. Dia mencariku kemana-mana sampai akhirnya dia melindungiku dari guyuran hujan yang deras itu. Lalu dia membawaku ke sebuah cafe untuk sekedar minum teh panas agar aku tak kedinginan lagi. Ini membuatku cukup tenang, teh hijau panas ditemani seseorang yang memang selalu ada untukku, padahal dia temanku, juga teman kakakku sendiri.

        Tiba-tiba dia mengeluarkan kata yang kedengarannya tidak mungkin. "De, ke Inggris yuk!" Aku bingung dan sontak kaget kenapa dia tiba-tiba berbicara hal gila itu kepadaku. Aku hanya menjawab dengan bercanda dan aku bertanya kenapa dia begitu tertarik dengan Inggris? tak pikir panjang aku langsung mengabaikan ajakan itu, seperti hal bodoh saja mengajakku ke Inggris, seperti mengajak pulang saja...

        Sesampainya dirumah, aku masih memikirkan ajakan Kak Handi tadi sore. Semakin aku penasaran kenapa dia bisa-bisanya mengajakku kesana? setelah aku browsing banyak, ternyata aku melihat ada Blog Contest dari Mister Potato dengan hastag #InggrisGratis. Sontak aku kaget dan memutuskan untuk mengikuti kontes tersebut karena jika aku bisa menang aku akan pergi ke Inggris. Tak lagi pikir panjang aku berusaha keras untuk mewujudkan mimpiku itu dengan catatan aku tak ingin siapapun tau tentang aku mengikuti kontes ini.

        Beberapa hari setelah itu, Kak Handi mengajakku lagi untuk pergi ke Inggris, tapi aku menolaknya dengan berbagai alasan, padahal dia sudah mengajakku mati-matian dengan menceritakan berbagai keindahan yang menakjubkan yang terdapat di Inggris. Dia menceritakan semuanya dengan detail, niatnya untuk membuatku agar aku tertarik untuk menerima ajakannya. Dia menceritakan keindahan London Eye. Dia menceritakan megahnya Buckingham Palace, kedamaian di Westminter Abbey, keseruan di Beatles Museum, Keramaian Trafalgar Square, dia sangat menyukai Harry Potter dan dia sangat ingin ke platform 9 3/4 nya. Dan dia sangat antusias menceritakan klub kesukaannya Arsenal dan dia sangat ingin pergi ke Emirates Stadium Arsenal. Sebenarnya aku sangat tertarik setelah dia menceritakan semuanya kepadaku secara detail. Tapi aku tetap menolak ajakkan itu. Karena aku punya misi tersendiri untuk bisa pergi kesana.
        Semakin dia menceritakan, semakin dia antusias dengan kecintaannya kepada negara termahal itu, semakin aku akan berusaha keras untuk pergi ke Inggris dengan usahaku sendiri.

        Mungkin dia sudah lelah mendapat penolakan ajakannya untuk pergi ke Inggris. Dia berkata kepadaku, dia akan pergi ke Inggris sendirian, dia akan menjadi Traveller sendirian, semoga kamu bisa menyusulku disana, aku akan menunggumu didepan Lodon Eye pada malam hari, aku ingin kita melihat sama-sama kelap-kelip cahaya lampu yang menawan disekeliling London dengan menaikki kincir bianglala London Eye, kita akan manjakan mata kita sejenak untuk melihat keindahan yang Tuhan ciptakan. Aku tunggu, kuharap kau bisa menyusulku disana.

        Semakin dia berbicara seperti itu, semakin aku harus kerja keras, semakin aku termotivasi untuk berusaha semaksimal mungkin untuk pergi kesana, aku harus pergi ke Inggris untuk menemuimu di London Eye dan menemanimu ke Emirates Stadium Arsenal. Jantungku terpacu untuk semakin semangat.
Dia sudah terlebih dahulu pergi meninggalkanku ke Inggris, entah apa yang membuatnya bersikeras untuk pergi kesana, entah apa yang dia tuju, tapi aku percaya dia akan baik-baik saja disana. Sekali lagi dia berkata "Aku tunggu di London Eye". Disetiap malam, kata-kata itu selalu terngiang-ngiang dipikiranku, membuatku tak fokus, membuatku semakin berambisi untuk pergi kesana juga. Tapi aku hanya menenangkan diriku jika memang itu rezekiku, aku akan pergi kesana untuk menemuinya.

        Tak lama kemudian aku mendapat kabar kalau aku mendapat hadiah pergi ke Inggris, apakah ini mimpi? apa aku masih bermimpi diatas tempat tidurku? ternyata ini nyata, ini benar-benar nyata, aku sedang tak mimpi, aku ceritakan semua ini kepada kakakku, dan kakakku sangat senang mendengarnya, walaupun awalnya dia kaget karena aku sama sekali tak bercerita padanya dan dia menyetujuiku untuk menemui Kak Handi disana, karena Kak Handi itu adalah teman baik kakakku.

        Apakah ini panggilan hati? Aku tak bercanda, ternyata ucapan adalah doa. Ternyata ajakan itu adalah sebuah doa untukku. Aku pergi ke Inggris, dan malam ini aku harus menemuinya di London Eye, karena dia pasti sudah menunggu dari hari hari kemarin. Mungkin dia sedikit kecewa karena sudah berhari-hari aku tak datang-datang. Ini membuatku percaya akan semua ucapan, ucapan yang kelihatannya bercanda dan iseng-iseng ternyata bisa menjadi kenyataan.

        Pada akhirnya, aku bertemu dengannya. Kuceritakan semua yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana bisa aku berdiri disini aku ceritakan padanya. Dia mengajakku untuk menaikki kincir bianglala itu, dan aku memasuki kapsulnya, aku duduk terdiam dan masih dalam keadaan tak percaya aku bisa berdiri disini bisa memandang teliti keindahan yang luar biasa yang dibuat oleh London. Sungguh menyenangkan sekaligus mengharukan karena selama 30 menit aku memanjakan mataku dengan keindahan yang menakjubkan. Dan aku berkata padanya "Ini kan yang kamu mau, aku benar-benar menyusul karena ucapanmu"

        Hujan itu membawaku untuk pergi kesini. Ucapanmu itu membawaku kesini, London Eye, Inggris. Hujan yang indah dengan usaha keras dan hasil yang setimpal dengan usahaku.
Sejak itu, aku semakin menghargai turunnya hujan, aku mencintai hujan turun, aku percaya hujan itu adalah rezeki yang Tuhan kasih untuk semua orang, aku senang dengan guyuran hujan, dan aku suka teh hijau panas itu.


Mulutmu harimaumu, ucapanmu doamu...




cerita ini fiktif belaka
*post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

Sabtu, 17 Mei 2014

Dimana salahnya?

      Kebaikan, ketulusan kesungguhan seseorang seringkali sulit untuk dipercaya bahkan sulit dihargai, tapi kenapa kejahatan selalu mudah mengelabui dan mudah untuk dipercaya? Seringkali sulit membedakan  mana yang sungguh-sungguh dan mana yang sebenarnya hanya bermain-main. Kebaikan nyaris penuh pengorbanan, terlalu banyak hal yang harus dilakukan sampai kebaikan itu terungkap, lain dengan kejahatan yang hanya dengan mudah dilakukan, tapi kenapa juga sulit untuk terungkapkan…

      Tak sadar apa yang dirasakan, bahkan tak tahu apa yang dirasakan, apa tak ingin tahu apa telah menimpanya tapi enggan menerima terkaan yang terkadang salah pada fokusnya. Bukan sekedar bayangan lagi yang nampak didepan, wujud nyata telah tampak, tapi tak berasa... atau akan telat merasakan.

      Apa takut membacanya? Ataukah tak ingin sama sekali membuka halaman depannya? Ada yang salah dengan covernya? Dengan singkat tak tertarik melihatnya? Tapi sampai kapan akan tahu apa isinya jika halaman depannya pun tak terbuka. Apa hanya dengan perkiraan? Atau simpang siur yang terdengar? Tanpa sedikitpun ingin tahu apa kebenarannya? Apa dengan synopsis yang kalang kabut dapat menyimpulkan semua pertanyaan itu…. Kurasa tidak.

      Apa salahnya melihatnya sedikit saja, sedikit tapi fakta. Mungkin meyakinkan. Tapi itu tak mungkin sejalan, apa yang dirasakan dengan apa yang dipikirkan. Mengapa dibiarkan tak sejalan? Tak banyak berpikir. Tak akan temukan ujung jalannya, jika hanya terus bertanya. Sesekali tak berpikir, seolah mengalir seperti air, dibalik itu… ada yang harus dipikirkan baik-baik sampai pada akhirnya masalah terpecahkan. Tapi selalu bertekad menolak. Menutup, tak dapat celah. Pemikiran bodoh. Dipikirkan atau dirasakan? Bukan bingung, tapi hanya tak tahu apa apa. 

      Keadaan memaksa untuk tak mencoba, entah ego yang membuat enggan melangkah. Tak mau bila harus tumpahkan keluh kesah tak ada ujungnya. Padahal semua penuh dengan pilihan, ya atau tidak sama sekali. Berat berkata jujur pada diri sendiri, berat pula menanggung kebodohan bila terlalu lama dibiarkan begitu saja. Enggan mengakui... bukan enggan mengakui, tapi tak mengerti. Tak bisa mengendalikan diri, apalagi memahami.


     Apa nanti kata maaf akan cukup? 
Biarkan aku menulis tanpa kau mengerti apa maksudku…
Tak ingin siapapun ada yang mengerti tentang tulisan ini, karena hanyalah luapan semata…

Rabu, 07 Mei 2014

Mereka bilang...

Mereka bilang cinta itu indah. Mereka bilang cinta itu anugrah. Mereka bilang jatuh cinta itu mengasikkan. Mereka bilang gak hidup kalo gak jatuh cinta. Mereka bilang cinta itu warna kehidupan. Mereka bilang jatuh cinta itu tantangan hidup. Dan bagaimana dengan mereka yang trauma akan cinta?

Apa mereka masih beranggapan cinta itu indah? cinta itu anugerah? cinta itu warna kehidupan? cinta itu tantangan? cinta itu membutakan? kupikir sebagian orang tak lagi berpikiran seperti itu, mereka seakan enggan banyak berkomentar tentang apa itu cinta. Mereka lebih memfokuskan diri untuk mencintai orang disekitarnya. Lebih mendekatkan diri kepada Allah, lebih mencintai kedua orangtuanya dan keluarnganya dan lebih berbaur dengan sekitar. Belajar mencintai teman-temannya dengan tulus, menjalin suatu hubungan yang baik dengan teman. Cinta itu luas, tak seharusnya hanya cinta kepada lawan jenis yang akan atau sudah menjadi pasangan kita. Jelas itu tak akan membuat kita sakit hati ataupun trauma.

Trauma akan cinta...
Sulit untuk dipulihkan. Seperti kertas yang kusut tak akan kembali rapi putih bersih jika dikembalikan ke asal, itu pula keberanian dan tekad memulai kembali dari angka nol. Seseorang yang sudah malas untuk jatuh cinta, sewaktu waktu akan merasakannya lagi, namun tak akan seperti dulu. Akan lebih berhati hati memberi hati kepada oranglain, seperti yang setengah-setengah, karena waspada. Merasa dirinya selalu ragu, merasa takut akan dikecewakan (((lagi))). Dan hatinya tak pernah yakin, karena keyakinannya kadang tak pernah dihargai.

Dan apa artinya mencintai teman-teman?
Teman terdekat dalam hidup itu teman yang setiap harinya bertatap muka. Sampai kita tau baik buruknya orang tersebut, lama kelamaan semakin tau pula sifat yang sebenarnya. Semakin banyak muncul orang orang yang menyebalkan. Apa itu karena kecintaan kita terhadap teman? Tapi terkadang tak bisa mengontrol diri untuk menahan rasa tidak suka terhadap orang tersebut bila semakin menjadi-jadi. Sahabat sejati itu seperti kado terindah yang pernah kita dapat, sesekali merasa kecewa, kesal, tak lama rasa kekesalan dan kekecewaan itu akan pudar dengan sendirinya. Walaupun kebanyakan orang beranggapan, 1 kesalahan menghapus 1000 kebaikan dalam persahabatan. Tapi lambat laun, anggapan itu akan hilang dengan sendirinya, karena sahabat itu saling mengasihi dan saling mengerti, itulah teman yang sebenarnya. Bukan yang hanya musim-musiman, atau bermuka dua atau apapun itu.

Beruntunglah kalian, dan bersyukurlah kalian yang mempunyai sahabat baik, jaga sebaik-baiknya, eratkan persahabatan kalian, karena mereka adalah tempat untuk mengadu dikala senang atau sedih. Kita mendapatkan cinta tak hanya dari lawan jenis, lebih banyak orang yang bisa memberikan kita cinta, sahabat, keluarga, teman-teman yang bisa memberi cinta kepada kita dengan cuma cuma. Hidup ini penuh cinta, menjalani persahabatan yang baik dengan cinta... Karena cintai apa yang kamu lakukan selagi itu hal baik, dan lakukan dengan cinta.