Kamis, 26 Juni 2014

Pengabulan yang Tertunda

        Kegagalan dan kekecewaan itu satu paket. Sebut saja namaku Philips. Aku adalah seorang manusia berambut pirang yang dilahirkan dari rahim ibuku, Marine. Wanita hampir tua yang masih terlihat cantik dan awet muda masih sanggup mengandungku selama 9 bulan waktu itu. Sungguh sesuatu yang menakjubkan bisa dilahirkan didunia dari seorang ibu yang sangat menyayangiku dari aku masih didalam perutnya; Ibuku. Waktu berlalu begitu cepatnya hingga akhirnya kini aku berusia 17 tahun dan ibuku masih saja mengkhawatirkanku jika aku tidak ada berada disisinya. Tak banyak yang bisa kulakukan selama hidupku. Hanya sekolah dan mengikuti sedikit kegiatan - kegiatan disekolah dan selebihnya aku dirumah; bersama ibuku. Tapi ada sesuatu yang kusembunyikan rapat - rapat. Entah kejadian apa yang mempertemukanku dengan sesosok bayangan kasat mata, seperti anak kecil sekitar 10 tahun dan bukan manusia, Russel. Pasti kau mengerti siapa sebenarnya Russel.

        Terbilang sering bahkan selalu. Aku berdiam diri ditaman belakang. Aku anak tunggal dari pasangan Marine dan Josh. Aku terlahir tanpa saudara perempuan atau laki - laki disampingku; sendirian. Menjadi anak tunggal memang sedikit memuakkan, sesekali terlintas ingin mempunyai seorang adik atau kaka sekalipun orangtuaku mengadopsiknya, tak apa bagiku. Waktu luang ku habiskan ditaman belakang rumah, saat tak sadar aku hanyut dalam lamunanku aku melihat seseorang kasat mata menghampiriku. Dia Russel, entah darimana asalnya dan entah siapa orangtuanya yang jahat tak mencari anaknya yang sepertinya hilang dan nyasar itu.

        Russel, anak kecil yang sangat baik yang sudah kuanggap teman mainku, bahkan kuanggap adikku. Ibuku sesekali memarahiku karena aku tertangkap basah dengan berbicara sendirian. Waktu itu aku lupa, ibu tidak bisa melihat keberadaan Russel. Sampai detik ini, Russel anak kecil menggemaskan masih setia menemaniku.

        Libur telah tiba. Seharusnya dari jauh - jauh hari aku sudah mempersiapkan jadwal baruku selama liburan, tapi aku melupakannya. Terlalu banyak hal yang aku pikirkan dan aku lakukan hingga aku tak sempat membuat jadwalku selama liburan. Karena itu semua aku menjadi sangat bingung saat liburan tiba dihadapanku sekarang ini. Terlanjur tak membuat jadwal tidak membuatku tak melakukan apa - apa selama libur, aku berusaha melakukan sesuatu tanpa jadwal terlebih dahulu. Sesekali aku membantu ibuku merapikan rumah, karena rumahku cukup besar jika ditinggali 3 orang saja; beserta ayahku. Seusai aku membantu ibuku, kulangkahkan kaki menuju kamarku. Taukan kamu? kamarku penuh dengan barang - barang yang memang ku perlukan. Tak perlu aku keluar kamar jika aku hanya ingin minuman dingin disiang hari yang terik, tak perlu aku keluar kamar jika aku hanya ingin menonton tv atau memutar film, tak perlu aku keluar kamar jika aku hanya ingin berselancar diinternet. Bahkan sesekali Russel mengunjungi kamarku untuk sekedar bercengkrama. Ya mungkin itu penyebab mengapa aku lebih banyak menghabiskan waktuku dikamar sewaktu libur. Meskipun sesekali aku keluar kamar hanya untuk bertatap muka dengan ibu agar aku tak disangka sedang dilanda masalah. 


        Untuk main bersama teman - temanku rasanya tak mungkin. Karena pada liburan seperti ini mereka juga menghabiskan waktu penuhnya dengan keluarga. Entah hanya dirumah atau pergi keluar kota. Jadi sudah tak ada haparan lagi untuk mengisi liburanku bermain dengan mereka. Tapi itu bukan akhir dari segalanya, aku masih bisa melakukan banyak hal diluar itu. Aku mulai duduk dikursi bersejarah ini, kursi peninggalan kakekku dulu, sewaktu dia masih hidup. Dia menghadiahi kursi ini kepadaku, jelas aku selalu mengingatnya sewaktu aku duduk disini dihadapan komputerku. Aku mulai memutar otakku; sedikit kehilangan ide. Tiba - tiba aku tak sengaja melihat iklan baris di web yang aku buka, ternyata disitu tertera lomba menulis. Aku langsung berpikir kenapa aku tidak mencoba saja? walaupun menulis bukan seutuhnya bakatku, dan bukan seutuhnya hobiku tapi apa salahnya jika aku mencoba terlebih dahulu. 
Aku mulai penasaran dengan lomba tersebut, aku baca dengan seksama syarat - syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dan kurasa cukup untuk aku mengerti lalu aku memulai semuanya.

        Selamat datang, kini duniaku adalah menulis. Sapaku tertuang kepada diriku sendiri. Kini aku melakukan kegiatan yang benar - benar ada tujuannya. Selain aku menambah - nambah pengalaman, sedikit keinginanku untuk memenangkan kontes ini; kurasa pesertanya pun sangat banyak. Dikepalaku sudah banyak ide - ide cerita yang akan tertuang didalam kotak entri blog post ini. Tak banyak waktu yang kubutuhkan, dalam hitungan menit 1 blogpost sudah kuselesaikan, wow! akupun tak sadar jika aku telah menulis sebanyak itu. Jemariku menari - nari tak kuasa diatas keyboardku. Mungkin otakku cukup cekatan meyalurkan impulsnya menuju jemariku. Seharian penuh yang kulakukan hanya menulis menulis dan menulis. Didalam tulisanku aku menceritakan diriku sendiri yang sangat ingin berlibur bersama ayah dan ibuku ke negeri Paman Sam. Aku juga menceritakan teman sekelasku Henddrick yang ingin kembali ke kota kelahirannya, Florida. Rose yang ingin pergi menjelajahi samudera sendirian. Wink yang ingin membeli sepaket bunga untuk seseorang yang ia cintai diam - diam. Tetanggaku yang tak pernah tegur sapa denganku dan tetangga lainnya. Ayahku yang selalu pulang larut malam berjuang dijalan yang benar mempertaruhkan nyawa hanya untuk mencari nafkah untuk keluarga. Pembantu didekat rumahku yang berusaha kabur karena kegilaan majikannya dan banyak lagi konflik - konflik sederhana yang aku tuangkan didalam tulisanku. 

        Tak terasa 1 bulan berlalu. Waktuku untuk menulis hampir habis. Aku harus menghentikan tulisanku karena nanti malam tepat pukul 23.00 kontes ini ditutup dan akan berakhir. Sampailah aku pada tulisanku ke 10 yang sudah ku publish. Lalu aku berdoa agar usahaku selama 1 bulan penuh ini membuahkan hasil yang memuaskan. Tak kusangka ternyata ada 2960 blogpost pesaingku; dan aku hanya bisa menghela napas panjang ternyata banyak sekali pesaingnya.


        "Pengumuman 75 besar akan diumumkan bulan ini" Aku mendadak tegang ketika aku mendapatkan kabar itu. Sedikit senang karena tak usah lama - lama lagi aku menuggu hasilnya. Sampailah pada hari dimana akan diumumkan 75 besar dari 2960, bila aku termasuk kedalam 75 besar itu sungguh keren bukan? aku bisa mengalahkan 2885 blog post yang belum beruntung. AH itu hanya khayalanku saja.

        "Henddrick dengan Floridanya" - "Seribu Cinta Wink" - "Kuberi Rinduku pada Paman Sam" 
Aku terkaget - kaget melihat 3 judul tulisanku ada dikolom itu. Ini sungguh bukan mimpi, ini nyata, aku sampai menampar pipiku keras - keras agar membuktikan bahwa ini tidaklah mimpi dan rasanya sangat sakit ditampar oleh tanganku sendiri. Jemariku mematung, mataku tak berkedip didepan halaman web pengumuman 75 besar. 3 dari 10 tulisanku masuk 75 besar  bukan hal biasa yang aku dapatkan ini adalah sesuatu yang membuatku merasa berpacu dengan waktu. Usahaku 1 bulan penuh untuk menulis 10 tulisan ternyata tidak sia - sia begitu saja, Syukurlah.

        Bulan berikutnya pengumuman 30 besar dibuka. Aku sudah mematung dari satu jam sebelum pengumuman itu muncul; aku sangat penasaran. Tibalah waktunya 30 besar tulisan - tulisan dimunculkan. Satu kali aku mencari ternyata tak ada judul tulisanku, aku sedikit tak percaya hingga aku merefresh halaman webnya 3 kali ternyata benar judul tulisanku tak lagi ada dihalaman web ini. Aku gagal dan aku kecewa.

        Beberapa waktu aku tak ingin menulis lagi karena kesan pertama menulisku mendapat kegagalan setelah beberapa silam mendapat kebahagiaan. Hanya untuk berbicara dengan Russel yang mengiburku saja aku tak mau. Aku benar - benar ingin sendiri. Kini liburanku hanya kuisi dengan bermain ditaman belakang rumahku, disana aku bisa membaca koleksi buku baru yang ayahku beli untuk stok liburan. Sangat kecewa hingga aku tak mau membaca ulang tulisanku.

         Hari - hari berlalu. Beberapa hari ditaman belakang rumah membuat pikiranku sedikit lebih tenang dan aku mulai membuka pintu hatiku dari kekecewaan. Aku kembali membaca ulang tulisan - tulisanku dan aku juga membaca tulisan - tulisan para finalis 30 besar. Banyak pelajaran yang bisa kutemukan disana.
Tiba - tiba Russel tak bosan - bosan menghampiriku dan duduk disebelahku. Dia menceramahiku seperti umurnya yang sudah paruh baya, padahal dia masih sangatlah bocah, aku diceramahi oleh seseorang yang berusia 10 tahun. Sungguh membosankan. Tapi setelah ku pikir ulang, dari semua celoteh yang keluar dari mulut mungilnya aku mulai belajar dan memahami; Dari mulai aku harus bersikap dewasa menghadapi kegagalan. Aku harus bersikap lapang dada dan ikhlas jika aku telah gagal. Lalu membiasakan tak memendam lama - lama rasa kekecewaanku terhadap sesuatu. Dan aku tersadar aku tidak lebih dewasa dari bocah 10 tahun, Russel. 

        Aku memaku diriku dihadapan cermin. Menatap diriku sendiri penuh makna. Ibuku melahirkanku dengan susah payah. Tuhan menciptakanku dengan sedemikian rupa kekurangan - kelebihanku. Semesta menerimaku dengan lapang dada. Aku mungkin tak seburuk yang aku bayangkan. Masih ada sisi baik yang dapat aku berikan kepada ayah ibuku, kelak nanti. Mungkin itu memang ada benarnya. Tiada keberhasilan tanpa usaha, tiada keberhasilan tanpa kegagalan sebelumnya. Mungkin aku memang harus gagal saat ini, dan membuatku semakin semangat untuk menulis lebih baik lagi. Mungkin Tuhan percaya bahwa aku harus berusaha lebih keras lagi tanpa mengeluh sedikitpun. Mungkin kesan pertamaku menjadi sebuah acuanku kedepannya dan aku tidak cepat puas. 
Satu hal yang kuingat, aku bukan sekedar gagal tapi pengabulan doaku sedikit tertunda.

Salam Hangat,
Perempuan yang akan berusaha lebih keras lagi, Philips.

0 komentar:

Posting Komentar