Jumat, 06 September 2013

Sama teriak Sama

"Dimana-mana orang itu saling melengkapi, bukan mengikuti. Dimana-mana orang keras itu pasti dapet pasangan yang bisa jadi pencair, bukan sama sama keras kaya batu. Dimana-mana orang tuh sedikitnya punya perasaan peka terhadap orang disekitarnya"


Katanya aku itu orangnya keras gara-gara ngomongnya ga woles, katanya. Kata ramalan pula, lelucon. Hari gini percaya aja sama ramalan? walau kadang suka ada benernya, tapi mau ga mau tetep gaboleh percaya sama ramalan kan, musyrik kali.
Di dunia ini gak ada yang gamungkin, right? setiap persoalan pasti ada jawabannya kan? kalo kamu berpikiran aku itu keras sedangkan kamu hanya berbicara dan melupakan apa yang telah kamu ucapkan tadi, apa semuanya bakalan berubah? Gak akan ada reaksi kalo gak ada aksi. Jika kamu berpikiran orang itu keras, kenapa dan apa salahnya kamu coba untuk menjadi pencair? apa rugi jadi orang yang bisa mencairkan pemikiran orang lain?

UDAH GA NGERTI LAGI...
Keras teriak keras.

Dimana sesuatu harus segera dihilangkan namun berat untuk beralasan, dimana waktu sudah tak bersahabat namun kata tak mewakili. dimana keadaan tak beri kesempatan namun mulut masih kaku, dimana kata harus terucap, namun hati masih enggan.


Dimana keadilan dapat ditemukan? sedangkan yang senang makin senang, yang sedih semakin sedih, yang datar semakin datar.
Waktu pun tak menjamin, belasan puluhan ratusan doa dan harapan telah terkirim, tapi tak kunjung ada petunjuk. memberatkan sekali
Rasanya ingin kembali bebas menikmati hidup tanpa harus memikirkan hal yang memusingkan seperti hal ini, hanya akan menganggu kegiatan yang lainnya. Hanya bebuat kabur fokus, semuanya berjawabkan sia-sia
untuk apa harus menunggu waktu yang belum tentu membantu? jika sekarang lebih baik, kenapa tidak? tapi nyali belum terkumpul, lisan belum akurat,hati masih kaku. Tolong...



"Ajari aku untuk bisa, beri tahu aku untuk memahami"

0 komentar:

Posting Komentar