Senin, 19 Mei 2014

Hujan yang Indah

        Hari itu aku sangat kesal. Aku kesal. Aku lelah. Aku tak karuan, aku sedang tak ingin diganggu. Aku ingin sendirian, aku ingin menyendiri. Tak mau ada yang mencampuri urusanku saat ini, aku mohon aku ingin menenangkan diriku sejenak, jangan ganggu aku dulu. Aku tak ingin kalian kena imbasnya dari kekesalan yang aku rasakan saat ini. Aku butuh waktu untuk bisa kembali seperti semula.

        Tak pikir panjang aku memutuskan untuk pergi keluar sebentar, aku hanya ingin menenangkan diriku sendiri. Aku tak bermaksud untuk pergi dari rumah, aku hanya butuh hiburan, dan mungkin tempat-tempat yang tenang dan sejuk bisa menjernihkan pemikiranku kembali. Aku berjalan menyusuri trotoar dengan banya pohon rimbun dan banyak taman-taman disekitarnya. Tak lama, hujan besar turun. Aku tak tahu harus pergi kemana, jalanan itu bukan jalan tempat dilaluinya angkutan umum atau sejenisnya, aku berlari dibawah guyuran hujan, ingin rasanya aku menangis mengeluarkan semua kekesalan yang ada. Tapi aku bisa apa? aku hanya bisa berlari dan tak tahu harus berlari kemana lagi, sesekali mobil lewat dan bajuku semakin basah karena mobil itu membuatku terguyur lebih banyak. Aku menangispun tak ada yang melihat, karena tangisanku kalah dengan hujan yang membasahi mukaku. Aku berjalan kebingungan, aku memutuskan untuk berjalan, aku lelah tak kuat lagi untuk berlari.

        Samar-samar ada seorang lelaki didepanku membawa payung, tak begitu jelas terlihat, setelah mendekat, dia menghampiriku, ternyata dia Kak Handi, teman dekat kakakku. Dia mencariku kemana-mana sampai akhirnya dia melindungiku dari guyuran hujan yang deras itu. Lalu dia membawaku ke sebuah cafe untuk sekedar minum teh panas agar aku tak kedinginan lagi. Ini membuatku cukup tenang, teh hijau panas ditemani seseorang yang memang selalu ada untukku, padahal dia temanku, juga teman kakakku sendiri.

        Tiba-tiba dia mengeluarkan kata yang kedengarannya tidak mungkin. "De, ke Inggris yuk!" Aku bingung dan sontak kaget kenapa dia tiba-tiba berbicara hal gila itu kepadaku. Aku hanya menjawab dengan bercanda dan aku bertanya kenapa dia begitu tertarik dengan Inggris? tak pikir panjang aku langsung mengabaikan ajakan itu, seperti hal bodoh saja mengajakku ke Inggris, seperti mengajak pulang saja...

        Sesampainya dirumah, aku masih memikirkan ajakan Kak Handi tadi sore. Semakin aku penasaran kenapa dia bisa-bisanya mengajakku kesana? setelah aku browsing banyak, ternyata aku melihat ada Blog Contest dari Mister Potato dengan hastag #InggrisGratis. Sontak aku kaget dan memutuskan untuk mengikuti kontes tersebut karena jika aku bisa menang aku akan pergi ke Inggris. Tak lagi pikir panjang aku berusaha keras untuk mewujudkan mimpiku itu dengan catatan aku tak ingin siapapun tau tentang aku mengikuti kontes ini.

        Beberapa hari setelah itu, Kak Handi mengajakku lagi untuk pergi ke Inggris, tapi aku menolaknya dengan berbagai alasan, padahal dia sudah mengajakku mati-matian dengan menceritakan berbagai keindahan yang menakjubkan yang terdapat di Inggris. Dia menceritakan semuanya dengan detail, niatnya untuk membuatku agar aku tertarik untuk menerima ajakannya. Dia menceritakan keindahan London Eye. Dia menceritakan megahnya Buckingham Palace, kedamaian di Westminter Abbey, keseruan di Beatles Museum, Keramaian Trafalgar Square, dia sangat menyukai Harry Potter dan dia sangat ingin ke platform 9 3/4 nya. Dan dia sangat antusias menceritakan klub kesukaannya Arsenal dan dia sangat ingin pergi ke Emirates Stadium Arsenal. Sebenarnya aku sangat tertarik setelah dia menceritakan semuanya kepadaku secara detail. Tapi aku tetap menolak ajakkan itu. Karena aku punya misi tersendiri untuk bisa pergi kesana.
        Semakin dia menceritakan, semakin dia antusias dengan kecintaannya kepada negara termahal itu, semakin aku akan berusaha keras untuk pergi ke Inggris dengan usahaku sendiri.

        Mungkin dia sudah lelah mendapat penolakan ajakannya untuk pergi ke Inggris. Dia berkata kepadaku, dia akan pergi ke Inggris sendirian, dia akan menjadi Traveller sendirian, semoga kamu bisa menyusulku disana, aku akan menunggumu didepan Lodon Eye pada malam hari, aku ingin kita melihat sama-sama kelap-kelip cahaya lampu yang menawan disekeliling London dengan menaikki kincir bianglala London Eye, kita akan manjakan mata kita sejenak untuk melihat keindahan yang Tuhan ciptakan. Aku tunggu, kuharap kau bisa menyusulku disana.

        Semakin dia berbicara seperti itu, semakin aku harus kerja keras, semakin aku termotivasi untuk berusaha semaksimal mungkin untuk pergi kesana, aku harus pergi ke Inggris untuk menemuimu di London Eye dan menemanimu ke Emirates Stadium Arsenal. Jantungku terpacu untuk semakin semangat.
Dia sudah terlebih dahulu pergi meninggalkanku ke Inggris, entah apa yang membuatnya bersikeras untuk pergi kesana, entah apa yang dia tuju, tapi aku percaya dia akan baik-baik saja disana. Sekali lagi dia berkata "Aku tunggu di London Eye". Disetiap malam, kata-kata itu selalu terngiang-ngiang dipikiranku, membuatku tak fokus, membuatku semakin berambisi untuk pergi kesana juga. Tapi aku hanya menenangkan diriku jika memang itu rezekiku, aku akan pergi kesana untuk menemuinya.

        Tak lama kemudian aku mendapat kabar kalau aku mendapat hadiah pergi ke Inggris, apakah ini mimpi? apa aku masih bermimpi diatas tempat tidurku? ternyata ini nyata, ini benar-benar nyata, aku sedang tak mimpi, aku ceritakan semua ini kepada kakakku, dan kakakku sangat senang mendengarnya, walaupun awalnya dia kaget karena aku sama sekali tak bercerita padanya dan dia menyetujuiku untuk menemui Kak Handi disana, karena Kak Handi itu adalah teman baik kakakku.

        Apakah ini panggilan hati? Aku tak bercanda, ternyata ucapan adalah doa. Ternyata ajakan itu adalah sebuah doa untukku. Aku pergi ke Inggris, dan malam ini aku harus menemuinya di London Eye, karena dia pasti sudah menunggu dari hari hari kemarin. Mungkin dia sedikit kecewa karena sudah berhari-hari aku tak datang-datang. Ini membuatku percaya akan semua ucapan, ucapan yang kelihatannya bercanda dan iseng-iseng ternyata bisa menjadi kenyataan.

        Pada akhirnya, aku bertemu dengannya. Kuceritakan semua yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana bisa aku berdiri disini aku ceritakan padanya. Dia mengajakku untuk menaikki kincir bianglala itu, dan aku memasuki kapsulnya, aku duduk terdiam dan masih dalam keadaan tak percaya aku bisa berdiri disini bisa memandang teliti keindahan yang luar biasa yang dibuat oleh London. Sungguh menyenangkan sekaligus mengharukan karena selama 30 menit aku memanjakan mataku dengan keindahan yang menakjubkan. Dan aku berkata padanya "Ini kan yang kamu mau, aku benar-benar menyusul karena ucapanmu"

        Hujan itu membawaku untuk pergi kesini. Ucapanmu itu membawaku kesini, London Eye, Inggris. Hujan yang indah dengan usaha keras dan hasil yang setimpal dengan usahaku.
Sejak itu, aku semakin menghargai turunnya hujan, aku mencintai hujan turun, aku percaya hujan itu adalah rezeki yang Tuhan kasih untuk semua orang, aku senang dengan guyuran hujan, dan aku suka teh hijau panas itu.


Mulutmu harimaumu, ucapanmu doamu...




cerita ini fiktif belaka
*post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

0 komentar:

Posting Komentar