Sabtu, 24 Mei 2014

Rapuh Sembuh Inggris Ditempuh

        Malam itu udara cukup dingin membuat beberapa orang enggan melepaskan baju hangatnya. Tapi berbeda dengan perempuan cantik keturunan Cina yang satu ini, Valentina Samorsha Xie. Sebut saja dia Valentine. Dia tetap kuat menangis disuatu taman didekat rumahnya pada malam itu walaupun udara dingin seperti menusuk tulang. Kekeselan yang dia dapat, tak mampu lagi terbendung olehnya, padahal setahuku dia adalah spesies manusia kebal yang tahan dengan kegalauan yang melandanya. Entah seberapa besar kekesalan yang dia dapatkan saat ini, hingga membuatnya rapuh tak tahu arah, mungkin tak akan mampu tergambarkan. Hanya dengan menangis dibawah indahnya langit dengan bertaburkan bintang dia mengabiskan kekesalannya. Malam mulai larut dan dia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dengan kedua mata sembabnya. Sungguh ironis kisah percintaan yang tak luput dari kata 'disakiti' membuat teman-teman disekelilingnya merasa iba tak tega, dan seakan masuk kedalam keadaan itu lalu ikut merasakan kesakitan yang dirasakannya. 

        Suatu hari dia mulai bisa membuka diri, dan menceritakan semua kisah yang membuatnya sangat sakit hati. Semenjak 4 tahun yang lalu hingga saat ini kisah percintaannya tak berubah, tetap tidak seperti yang diharapkan. Hanya manis diawal dan sangat pahit diakhir. Itulah yang membuatnya sangat geram dengan keadaan ini, dan memutuskan untuk sendiri sampai saat ini, kurang lebih 1 tahun. Dia bosan jika kisah percintaannya hanya akan berujung dengan tangisan dan kekesalan. 

***

        Valentine adalah sosok manusia periang. Wajahnya selalu ceria seperti tak punya beban masalah sedikitpun. Tapi tidak dengan percintaannya yang kerap kali selalu kandas. Diantara sahabatnya, dialah yang paling sering menghibur dengan celoteh - celoteh yang keluar dari mulut si bicara cepat ini. Jelas dia adalah penyiar disalah satu radio di kota ini. Bahkan dia sudah bekerja menjadi guru disalah satu les broadcasting. Yang paling terngiang-ngiang adalah namanya. Valentine... Karena dia lahir tepat dimana Inggris sedang merayakan hari Valentine, hari kasih sayang. 

        Sambil menyelam minum air, sembari menunggu cinta sejatinya yang tak tahu kapan akan datang dia mulai menyukai lelaki, lagi. Setelah sekian lama menutup hatinya untuk seorang lelaki dan hidup bebas tersenyum lepas tanpa beban. Lelaki itu adalah teman sekelasnya 2 tahun belakangan ini. Jelas kebersamaan pasti sudah terjalin dengan yang lainnya, termasuk dengan lelaki itu. Sekian lama dia hanya bisa menyukai dalam diam membisu. Hanya berharap-harap kecil bahwa lelaki itu juga menyukainya. Seiring berjalannya waktu, dia cukup pesimis dengan harapannya. Dia cukup sadar diri dan perlahan sedikit melupakannya. Walaupun pada kenyataannya hati kecil berkata lain, teriris pilu bila melihatnya, apalagi dia dan lelaki itu teman kelas yang pasti akan bertemu setiap saat. Dia berhasil menyembunyikan semua perasaan yang dia miliki pada lelaki itu, hanya lewat doa dia meminta agar lelaki itu bisa mencintainya juga. Dia sudah cukup lama mengenal lelaki itu, kurang lebih 3 tahun. Tapi hanya sebatas teman saja waktu itu. Dia pun sedikit tidak menyangka bahwa dia akan menyukai lelaki itu, yang sebenarnya sudah lama dia kenal. Dia sempat merasa minder tak percaya diri takut cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan.

        Waktu berjalan begitu cepat. Entah apa yang membuat lelaki itu dengan tiba-tiba mengajak Valentine pergi hanya untuk makan malam. Mungkin terlihat biasa, tapi tidak dengan Valentine. Ini adalah awal dari kebahagiaannya. Lelaki itu menjemput Valentine sehabis dia bekerja, cukup larut malam. Tak jauh dari tempat kerja Valentine, lelaki itu memutuskan untuk makan malam disuatu restoran ternama. Malam itu begitu romantis sekali dengan alunan musik klasik yang merdu menemani makan malam pertamanya dengan lelaki itu. Dengan keadaan yang masih sangat bingung, dia bertanya pada lelaki itu 

"Mengapa kamu mengajakku makan malam ditempat seromantis ini? kamu jadi terlihat seperti orang serius"

"Jadi selama ini aku tidak serius? menyukaimu saja aku serius" lelaki itu menjawab.

Dia tersipu malu dan sontak terkaget dengan ucapan yang dikeluarkan dari mulut lelaki itu dengan santainya dan hanya menjawab "Menyukaiku? Aku yakin kau hanya bercanda"

Dengan serius lelaki itu menjawab dengan tegas "Ya aku memang menyukaimu dari 1 tahun yang lalu, dari sejak tahun pertama kita satu kelas, aku hanya menyembunyikan perasaanku dihadapanku, saat didekatmu, saat bercanda dikelas denganmu, saat mengantarmu pulang, sebenarnya hatiku berdebar sangat kencang. Aku merasa pesimis, karena aku sadar diri tak mungkin perempuan secantik dan segalak kamu bisa menyukai lelaki sepertiku. Setiap kita berdua berbalas chat, sebenarnya aku senyum-senyum sendiri. Tersenyum dalam sedih tepatnya. Aku hanya tahu diri, dan aku tak kuat jika harus berlama-lama melihatmu, itu rasanya sangat sakit. Itu sebabnya akhir-akhir ini mungkin aku jarang lama - lama diam didalam kelas. Karena aku harus menahan diri agar aku tidak semakin menyukaimu, bahkan mencintaimu. Aku sempat putus asa dengan semua perasaanku ini, karena kurasa ini tak mungkin. Aku tak mungkin mendapatkan balas cintamu..."

        Valentine hanya bisa terdiam membisu dan meneteskan air mata. Air matanya mengalir dengan deras tak bisa berkata apa-apa karena pada kenyataannya orang yang selama ini dia sukai, ternyata menyukainya lebih dulu. Seperti mimpi, katanya.

"Bangunkan aku! Kurasa ini mimpi?" jawabnya lesu.

"Kau tidak mimpi, Valentine. Ini nyata. Aku tidak sedang bercanda kali ini. Aku hanya bisa sedikit bercerita dengan mamaku jika aku merasa sangat merindukanmu. Hanya mama dan Tuhan yang tahu tentang perasaanku untukmu, bahkan mamaku lebih sering menontonmu ditelevisi dibanding aku. Katanya mamaku bangga padamu, perempuan cantik penuh bakat. Dan aku meminta mamaku mendoakanku agar aku segera menjadi pacarmu, bahkan masa depanmu"

Valentine hanya bisa menjawab dengan tangisan, bukan tangisan kesedihan, melainkan tangisan bahagia.

"Apa kau jodohku? Sejujurnya aku menyukaimu belakangan ini, bahkan sudah cukup lama. Aku hanya bisa memendam perasaan ini, karena ini terlihat sangat konyol. Hanya karena aku takut bertepuk sebelah tangan. Aku yang sudah lama menjadi teman dekatmu sampai-sampai aku tak sadar jika aku ternyata menyimpan hati padamu. Tapi aku sempat berpikir aku akan mundur dan tak meneruskan perasaan ini, karena kurasa ini tak mungkin. Mana mungkin seorang lelaki serba bisa sepertimu, menyukai perempuan seadanya sepertiku. Mungkin itu hanya sebuah mimpi, seperti mimpiku pergi ke Inggris bersama seseorang yang mencintaiku apa adanya dan menerima segala kekurangan dan kelebihanku" jawab Valentine.

"Sungguh kaupun begitu?" lelaki itu tiba-tiba langsung memeluk Valentine dengan keadaan sangat bahagia.
"Inilah orangnya, orangnya ada dihadapanmu cantik. Akulah yang mencintaimu apa adanya dan menerima segala kekurangan dan kelebihanmu. Jika hanya itu kenginginanmu aku akan membawamu ke Inggris"

"Sebenarnya aku masih belum percaya jika ternyata kau menyukaiku, Juga" ucap Valentine dalam hati.


***


        Makan malam itu berakhir dengan romantis dan mengharukan. Seperti mendapat satu permintaan dari jin botol dan jin botol itu mengabulkan dengan sempurna keinginannya. Tapi ini bukan negeri dongeng, ini negeri sungguhan dan Valentine benar-benar tidak sedang bermimpi diatas tempat tidurnya. Malam tadi adalah malam indah baginya. Malam ini dia kembali duduk ditengah taman tak jauh dari rumahnya yang biasa dia kunjungi saat sedih. Tapi lain dengan malam ini, ini adalah malam paling bahagia, walaupun masih sedikit tak percaya, tapi bulan dan bintang menjadi saksi kebahagiaan kecilku ini. "Terimakasih Tuhan, berangsur-angsur kau kabulkan doaku" ucap Valentine.

        Malam berganti malam. Kejadian malam itu selalu menjadi topik pengisi pikirannya kala dia larut dalam lamunannya. Rasanya seperti ingin mengulang hal indah malam itu, yang membuatnya jadi cinta akan malam hari yang dihiasi bulan dan bintang yang bersinar dengan cahayanya sendiri. Malam ini kedua kalinya lelaki itu menjemput Valentine di tempat kerjanya. Jarak dari rumah menuju tempat kerjanya Valentine itu sangat jauh, tapi demi cinta apapun dilakukan. Sama seperti malam sebelumnya, lelaki itu mengajaknya untuk makan malam lagi. Tapi kali ini Valentine sedikit mengajukan ide bahwa dia ingin berjalan menyusuri kota ini sambil mencari - cari tempat makan malam yang cocok. Agar dia bisa membayangkan bagaimana rasanya bisa berjalan-jalan menyusuri kota London, nanti. Tak banyak pikir panjang, lelaki itu menyetujuinya. Berjalan sangat jauh sekali, membuat dua sejoli yang sedang merajut cinta tak sadar bahwa mereka sudah berjalan sangat jauh. Sepanjang perjalanan mereka dengan santainya bercanda gurau, berbincang - bincang sambil menikmati perjalanan. Sesampainya disalah satu cafe yang cukup terkenal banyak orang, mereka duduk berhadapan, lagi. Dan kali ini lelaki itu menyatakan cintanya lagi untuk kedua kalinya.

"Valentine, mungkin ini terlalu cepat, tapi perasaanku kepadamu terlalu lama. Maukah kau menjadi masa depanku?" dengan romantisnya lelaki itu memegang tangan Valentine.

Valentine yang masih ragu dengan kenyataan ini, dia menjawab "Maafkan aku, aku tak bisa berikan jawaban ini sekarang, beri aku waktu... "

"Aku akan menunggumu sampai kau mau menjawab, aku akan menunggu walaupun aku harus menunggu 2 tahun lagi. Aku akan meyakinkanmu, aku akan membuatmu percaya. Tapi jika dalam 2 tahun itu kamu sudah memilih lelaki lain, jangan beriku kabar, agar aku bisa lebih cepat melupakanmu" jawabnya.

Valentine berusaha mengalihkan pembicaraan dengan keusilannya. Dan seperti biasa mereka layaknya seperti sudah berpacaran bertahun-tahun. Sungguh begitu romantis. Dan lagi lagi malam itu berakhir dengan penuh kebingungan pada keduanya. 

        Sebulan kemudian, seiring mereka memperbanyak pertemuannya. Valentine pun akhirnya menerima lelaki itu dengan penuh suka cita. Sebenarnya dia sudah tak kuat ingin menerimanya pada hari itu, tapi dia masih belum bisa percaya. Tapi semakin waktu berjalan, keputusannya pun semakin bulat untuk sesegera mungkin menerima lelaki yang sangat dia cintai itu. 

"Kau tak perlu menuggu hingga 2 tahun lagi, detik inipun aku sanggup menerimamu jadi kekasihku dengan senang hati, bahkan jadi masa depanmu aku mau" Ujarnya.

        2 tahun kemudian, keduanya semakin sibuk dengan jadwal kuliah yang tak bisa dia bagi - bagi dengan yang lainnya. Hanya lewat telepon genggamnya, Valentine bisa menghubungi lelaki itu disetiap harinya.
Tiba-tiba handphonenya berdering pertanda ada kotak masuk.Valentine pun bergegas membukanya seperti ada hal yang penting yang ingin disampaikan.
"Valentine, besok aku tunggu dibandara. Besok kita akan pergi ke Inggris, jangan khawatirkan yang lain - lain, sudahku atur semuanya. Jangan sampai lupa, Salam rindu kekasihmu, Jack."

Entah apa yang dimimpikan Valentine tadi malam, hingga dia bisa mendapatkan pesan singkat yang sangat mengharukan. Ternyata Jack masih ingat keinginan Valentine yang sangat ingin pergi ke Inggris. Untuk kesekian kalinya Valentine meneteskan air matanya yang dibiarkan berlinang dipipinya, tangisan bahagia tepatnya. Bahagia sekali.

        Sesampainya disana, tepat tanggal 14 Februari. Hari kelahiran Valentina Samorsha Xie dan hari Valentine hari kasih sayang. Mereka berpelukan bahagia tepat didepan Big Ben saat menara jam itu berdentum. Sungguh mimpi yang menjadi kenyataan. Malam harinya, Jack membawa Valentine ke hadapan London Eye. Tepat didepan kincir bianglala London Eye, Jack tiba-tiba menutup mata Valentine tiba - tiba, Valentine pun kebingungan apa yang akan terjadi kepada dirinya. Ternyata Jack membawa Valentine ke dalam kapsul London Eye dan membawanya keposisi paling atas, ketika Jack membuka mata Valentine, dan menyuruh Valentine untuk melihat kebawah sana, begitu mengejutkan ratusan lilin membentuk suatu kalimat "Will You Marry Me?" lalu Valentine pun memeluk Jack dengan keadaan menangis bahagia, lagi.










-post ini diikut sertakan dalam Blog Contest NGEMIL EKSIS PERGI KE INGGRIS #InggrisGratis Mister Potato

0 komentar:

Posting Komentar